Keadilan TUHAN itu adalah nyata dan tepat. Persoalannya, sebagai manusia kita terlalu sering, entah secara sadar maupun tidak, mengkerdilkan ruang lingkup keadilan TUHAN tersebut. Kita terlalu egois untuk menganggap bahwa TUHAN memberikan keadilan hanya untuk kita sehingga justru melupakan keberadaan ciptaan lain yang juga berada dalam pemeliharaan dan perlindungan TUHAN.
Meski sangat sedikit, namun kesaksian pemazur pada ayat 6 dan 7 menjadi sebuah kesaksian mengenai status dan nilai semesta di hadapan TUHAN. Melalui pengalaman ketidakadilan yang ia alami, pemazmur justru menemukan tindakan TUHAN yang menyeluruh terhadap alam semesta. Baginya, pertolongan dan keadilan TUHAN tidak hanya terjadi pada manusia tetapi juga pada langit, bumi dan hewan. Secara teologis inilah yang dikenal sebagai konsep keselamatan kosmis, bahwa kuasa penyelematan tidak hanya berlaku bagi manusia melainkan bagi seluruh ciptaan yang dibentuk dan berlangsung di dalam Diri-Nya, Sang Sumber Kehidupan.
Sahabat Alkitab, melalui rentetan syair mazmur ini kita bukan hanya menemukan dampak dari kebenaran dan keadilan TUHAN yang menghadirkan ketenangan, melainkan juga mendapatkan sebuah ajakan untuk memberlakukan keadilan pada seluruh ciptaan. Sebagai umat TUHAN tentu kita hanya menaruh harap dan berserah kepada-Nya. Namun, kita juga diutus untuk menghadirkan pertolongan dan menciptakan keadilan pada ciptaan lain yang juga baik di hadapan TUHAN (sesuai narasi Kejadian 1). Inilah saatnya bagi kita untuk mengevaluasi segala bentuk perilaku yang telah mencederai makhluk ciptaan lainnya. Apakah kita peduli terhadap keberlangsungan alam? Seberapa besar kasih yang kita bagikan terhadap hewan dan tumbuhan? Dan, apakah kita cukup berkomitmen untuk menghargai mereka di hadapan TUHAN? Ingatlah, bahwa TUHAN menghadirkan keselamatan dan keadilan yang membawa harapan bagi seluruh ciptaan-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua