Sangat sulit memang untuk mempertahankan hidup benar di tengah lingkungan yang tidak mendukung. Kondisi ini menjadi salah satu pergumulan keseharian yang dihadapi oleh setiap umat TUHAN yang berkomitmen untuk hidup takut akan Dia. Ungkapan ‘takut akan TUHAN’ atau ‘takut kepada TUHAN’ tentu bukan merujuk kepada sebuah keadaan takut pada diri manusia yang diliputi perasaan ngeri, cemas, dan keterpaksaan pada suatu sosok atau peristiwa. Takut kepada TUHAN merupakan sebuah ungkapan untuk menunjukkan kesadaran diri seseorang yang mengakui kedaulatan dan peran TUHAN dalam hidupnya serta melakukan penyerahan diri secara utuh kepada TUHAN. Artinya, takut kepada TUHAN merupakan sebuah sikap yang semestinya diambil secara penuh kesadaran dan konsisten sehingga dapat mewujud dalam keseharian. Itulah sebabnya, komitmen ini menjadi sulit untuk dikerjakan ketika berada di tengah lingkungan yang menolak nilai-nilai kebenaran firman TUHAN.
Mazmur yang dibuat oleh Daud ini pun menjadi sebuah luapan hati dari seorang beriman yang sedang berada di tengah kepungan manusia yang menolak TUHAN. Mereka telah menciptakan lingkungan dengan budaya hidup yang mempersempit ruang gerak umat beriman dalam berkarya. Hal ini tergambar sejak awal syair yang ia buat, yang menunjukkan prinsip dan sikap dari seseorang yang menolak TUHAN. Penolakan kepada TUHAN mengakar dari lubuk hati yang menghasilkan segala perkataan, tingkah-laku dan niatan jahat sepanjang hari, sejak ia bangun hingga tidur kembali.
Lima ayat pertama dari Mazmur 36 ini pun dapat kita refleksikan sebagai peringatan untuk lebih memperhatikan keputusan dalam mengikut TUHAN. Kita perlu berhati-hati agar ‘takut kepada TUHAN’ tidak menjadi klise dalam kehidupan, menjadi samar dan tidak nyata dalam kehidupan ini. Bagi setiap umat TUHAN, kelima ayat ini akan berubah menjadi, “kasih bertutur di lubuk hati umat TUHAN, rasa takut pada TUHAN selalu ada padanya, iman kepada TUHAN membantunya menjadi saksi dan menghadirkan kasih bagi sesamanya, mulutnya mengeluarkan perkataan tulus dan jujur, ia bertindak bijaksana dan baik, sejak dari bangunnya ia mengupayakan kebaikan, dan ia menolak kejahatan.” Cara baca negasi dari kelimat ayat ini pun semakin menampilkan tanggung-jawab yang menyeluruh demi terciptanya kompetensi takut kepada TUHAN. Apakah anda siap mengupayakannya?
Salam Alkitab Untuk Semua