Pada suratnya yang kedua ini, Paulus kembali mengulangi pujiannya kepada jemaat di Tesalonika yaitu akan iman mereka kepada Kristus dan akan kasih terhadap sesama. Jemaat ini telah benar-benar menjadi kebanggaan bagi Paulus dalam pelayanannya, sebab ke mana pun ia pergi memberitakan Injil, selalu ia memuji mereka di hadapan jemaat dan orang-orang lain yang ia layani. Pujian itu bukan tanpa dasar, jemaat Tesalonika memang memiliki iman yang teguh kepada Kristus, sekalipun karena kepercayaannya itu mereka harus menerima aniaya dan penderitaan, dan justru karena mengalami itu semua kasih mereka satu dengan yang lain tidak pernah berkurang malah semakin bertambah-tambah.
Sahabat Alkitab, jika mereka yang pernah melayani dan membawa kita kepada Kristus melihat hidup kita yang sekarang, apakah mereka akan bangga? Adakah hal yang dapat mereka ceritakan sebagai kebanggaan kepada orang-orang lain tentang kehidupan rohani kita dan apa yang kita kerjakan saat ini? Seperti halnya Paulus, kebanggaan dari benih pelayanan yang pernah orang lain kerjakan atas kita atau pun yang pernah kita kerjakan atas hidup orang lain adalah apabila benih itu bertumbuh dan berbuah. Benih yang ditabur itu adalah iman, pengharapan, dan kasih, maka itu jugalah yang harus bertumbuh. Iman yang semakin dalam dan teguh kepada Kristus, pengharapan yang tidak putus-putusnya pada kasih dan setia Tuhan, serta kasih yang terus menjadi nyata kepada Tuhan dan kepada sesama manusia dengan tidak membeda-bedakan. Ketiga hal itu dapat dilihat, didengar, dan dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. Ketiganya juga diasah dan diuji dalam penderitaan mau pun kebahagiaan.
Marilah terus hidup dalam iman, pengharapan, dan kasih, agar hidup kita tidak hanya menjadi kebanggaan manusia melainkan juga menjadi kesenangan bagi Allah.
Salam Alkitab Untuk Semua