Persembahan menjadi salah satu elemen dari ibadah dan kehidupan iman Kristiani yang penting. Selain itu, ada lagi konsep persepuluhan yang juga konsisten diberlakukan dalam jalannya kehidupan bergereja di sebagian besar jemaat Kristen.
Kita tidak akan terlalu banyak membahas persoalan teknsis mengenai persembahan dan persepuluhan yang benar, karena setiap gereja tentu memliki landasan teologis dan tradisinya masing-masing terkait pelaksanaan kedua hal ini. Namun, melalui Mazmur 40:7-12 ini kita justru diajak untuk mengingat sebuah elemen dasar yang menentukan sebuah tindakan persembahan menjadi baik atau kurang baik. Pemazmur sedang menggugat formalitas persembahan dan kurban bakaran yang biasa dilakukan dalam tradisi bangsa Israel saat itu. Tidak sedikit tindakan persembahan dan pemberikan kurban yang tidak dilandasi oleh hati yang tulus. Seolah-olah, memberikan persembahan maupun kurban bakaran sudah cukup di hadapan TUHAN. Padahal, mereka dan juga mungkin kita, melupakan pentingnya pembentukan serta kesiapan hati dalam memberikan persembahan kepada TUHAN.
Itulah sebabnya, di ayat 7 pemazmur menuliskan bahwa TUHAN tidak berkenan kepada korban sembelihan, korban sajian dan korban penghapusan dosa. Hal ini bukan bermaksud untuk merendahkan nilai persembahan. Melainkan pemazmur justru sedang memberikan pemaknaan yang utuh dari tindakan-tindakan tersebut. Oleh sebab itu, pada ayat 9 ia mengungkapkan kesenangan hati dalam melakukan kehendak Allah. Dengan kata lain, pemazmur mau mengatakan kepada pembaca dan pendengar lantunan mazmurnya bahwa persembahan kepada TUHAN perlu didasari oleh hati dan hidup yang diarahkan secara utuh kepada-Nya.
Sahabat Alkitab, hari ini kita diajak untuk menggumuli dan mengevaluasi setiap tindakan persembahan maupun persepuluhan yang telah lama kita lakukan. Apakah semau itu kita lakukan dengan keutuhan iman, antara tindakan seremonial dengan tindakan keseharian? Apakah setiap persembahan yang kita bawa ke ruang-ruang ibadah juga diiimbangi dengan perilaku hidup yang sesuai dengan kehendak TUHAN? Roh Kudus membentuk hati dan hidup kita sebagai persembahan sejati untuk TUHAN. Amin