Pada perikop bacaan hari ini, kita melihat panduan tata cara melakukan kurban sajian secara lebih spesifik sesuai dengan bentuknya masing-masing, meskipun berasal dari bahan dasar yang juga serupa dengan apa yang dijelaskan pada ayat-ayat sebelumnya. Kurban sajian dalam penjelasan ini juga berasal dari tepung, namun pada penjelasan kali ini tepung tersebut diolah dengan cara-cara yang sangat spesifik, seperti melalui pembakaran, pemanggangan, maupun olahan diatas wajan. Semuanya diatur dengan rinci dan jelas, termasuk persoalan bagian yang dikhususkan bagi para imam.
Penjelasan dalam perikop ini memang terkesan sangat teknis. Meski demikian, berdasarkan perikop ini kita dapat melihat sebuah cara mempersiapkan dan menghasilkan hal yang terbaiki dalam cara yang sungguh-sungguh untuk TUHAN. Melalui catatan-catatan semacam ini, kita dapat melihat bahwa orang Israel kuno memiliki panduan yang begitu niat dalam melakukan ritus, khususnya persembahan, untuk TUHAN. Nilai ini pun dapat kita maknai ke dalam kehidupan iman dalam keseharian kita.
Topik ‘memberikan persembahan’ dapat terus menjadi diskusi hangat yang tak pernah lekang oleh waktu untuk digumuli dan dimaknai oleh setiap umat percaya. Hal ini dikarenakan perkembangan kebudyaaan dan perubahan gaya hidup yang sedikit-banyak akan memengaruhi sudut pandang serta tata cara setiap umat dalam memberikan persembahan untuk TUHAN. Sungguh disayangkan ketika seorang umat percaya menganggap rendah perilaku ‘mempersembahkan’ untuk TUHAN. Apalagi jika diserta dengan cara pandang, “kan TUHAN tahu hati saya, tidak apa lah bentuknya seperti ini” atau “tidak apalah hanya segini.” Memang, nominal dan ukuran bukanlah nilai utama dari sebuah persembahan. Hal ini pun sudah pernah kita renungkan pada hari sebelumnya. Namun, kesungguhan hati dan wujud niat diri dalam memberikan persembahan dari seorang umat percaya pasti akan berbanding lurus dengan bentuk persembahan yang ia haturkan untuk TUHAN. Oleh sebab itu, marilah kita bangun sudut pandang dan perilaku praktik persembahan yang mencerminkan kualitas hati di hadapan TUHAN.