Teks Imamat 13 secara keseluruhan berisikan rincian peraturan sekaligus panduan bagi orang Israel untuk menghadapi sebuah kondisi penyakit pada kulit yang dapat membuat mereka menjadi najis atau tidak kudus. Secara khusus, para imam diharapkan mampu memastikan secara tepat mengenai kondisi terkait penyakit pada kulit tersebut sehingga tidak menyebar luas di tengah perkemahan bangsa Israel. Itulah mengapa, kita melihat terdapat sejumlah indikator yang ditetapkan untuk menentukan apakah sesuatu tergolong ‘kondisi najis’ dan tidak.
Peraturan yang muncul dalam Imamat 13 pun perlu dibaca dan dipahami secara seksama. Kita perlu menyadari bahwa teks semacam ini sangat mudah disimpulkan sebagai landasan untuk mengekskomunikasikan atau mengucilkan seseorang. Cara membaca teks juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil pemahaman yang cenderung menjadikan teks firman TUHAN menjadi tidak ramah atau sebaliknya terhadap kenyataan maupun masalah sosial yang ada. Misalnya, sistem pengecekan yang terdapat dalam seluruh teks Imamat 13 sangat mungkin disimpulkan sebagai cara untuk menyingkirkan atau menghakimi orang dengan begitu mudah. Padahal, melalui teks ini orang Israel pada masa itu sesungguhnya, secara tidak langsung, juga sedang diajarkan agar tidak cepat mengambil kesimpulan terhadap kondisi seseorang, apalagi memberikan penghakiman terhadapnya.
Sahabat Alkitab, sebagai manusia yang hidup dengan ego dan mudah tergerus oleh perasaan iri maupun dengki, kita perlu waspada untuk menghindari diri dari sikap iman yang pongah terhadap sesama. Merupakan sesuatu yang sangat keliru ketika seorang umat TUHAN menggunakan tolak ukur pemahaman imannya untuk menilai dan memberikan penghakiman terhadap orang lain. Inilah salah satu masalah konkret beriman yang perlu kita kritisi bersama. Kita perlu sadar agar tidak menjadikan keberimanan sebagai alat untuk menghakimi yang biasa mewujud melalui cara mengucilkan, meremehkan maupun menjatuhkan nilai diri orang lain atas satu-dua kondisi yang dia alami.