Sahabat Alkitab, dalam dunia yang kita hidupi saat ini berita dan informasi menyebar dengan sangat cepat. Kabar baik ataupun buruk tidak terkecuali. Alangkah indahnya jika kabar-kabar baik yang lebih banyak tersebar di jejaring informasi kita masing-masing. Tentunya kabar baik yang tersebar itu memberikan dampak yang positif bagi kita sebagai penerima informasi. Mungkin ada pengharapan di sana atau mimpi-mimpi yang kembali terangkai.
Yesus adalah pewarta kabar baik yang sejati. Meskipun ia berada di daerah yang dihuni oleh mayoritas bukan orang Yahudi yakni Dekapolis, tetapi ia tetap dikenali oleh orang-orang di daerah tersebut. Datanglah seseorang yang membawa seseorang tuli dan gagap kepada Yesus untuk disembuhkan. Yesus menjamah orang tersebut dan berkata “Efata”, artinya terbukalah. Tuhan Yesus membuka telinga dan mulut orang tersebut, sehingga ia dapat mendengar dan berbicara. Terbukanya telinga dan mulut, tidak dapat dipandang sekedar pemulihan fisik. Namun lebih dari itu sebagai tanda bahwa iman lahir dari hati yang sudah mendengar dan menerima sabda Tuhan, lalu sabda tersebut perlu disampaikan kepada orang banyak. Sehingga meskipun Yesus ingin menyembunyikan identitasnya sebagai mesias, namun orang-orang tetap menceritakan perbuatan Yesus. Kabar akan pemulihan dari-Nya tersebar begitu cepat.
Dunia yang kita jalani sesungguhnya masih banyak menampakkan tanda-tanda kuasa Allah yang memulihkan dan membawa pengharapan. Kabar baik penyelamatan Kristus itu masih bergaung dengan kerasnya. Sayangnya kita justru lebih suka dan terpengaruh pada kabar-kabar yang menghilangkan pengharapan dari hati kita. Seruan Kristus yakni “Efata” kiranya juga membuka mata dan telinga iman kita agar senantiasa dimampukan untuk melihat pengharapan dari-Nya, bahkan turut mengabarkan penyelamatan dari-Nya dimanapun kita berada.