Belas kasihan berbeda dengan perasaan “kasihan” yang hanya berhenti di emosi pribadi tanpa ada tindak nyata kepada orang lain. Dalam belas kasihan terkandung hasrat kuat untuk membantu dan bertindak secara nyata terhadap kesulitan yang dialami oleh orang lain. Rasa belas kasihan inilah yang selalu ditunjukkan oleh para penulis Injil terdapat pula pada Tuhan Yesus Kristus dalam pelayanan serta interaksinya dengan umat.
Markus 8:1-10 menunjukkan hati Tuhan yang tergerak oleh belas kasihan. Pokok persoalannya sungguh amat mendasar yakni Ia tidak mau menyuruh orang banyak yang mengikutinya untuk pulang ke rumah masing-masing dalam keadaan lapar, sebab bisa jadi akan ada yang pingsan di jalan, lantaran ada di antara mereka yang datang dari jauh. Siapakah orang yang datang dari jauh ini? kemungkinan besar bukan orang-orang Yahudi. Tuhan Yesus peduli dengan kebutuhan orang-orang yang mengikutinya, belas kasihNya tidak terbatas pada orang Yahudi, melainkan juga kepada orang-orang asing.
Sayangnya para murid meragu seolah lupa dengan apa yang sudah diperbuat oleh Tuhan Yesus baru-baru ini, mereka masih mempertanyakan rencana Tuhan untuk memberi makan 4000 orang tersebut. Hingga pada akhirnya para murid harus merelakan 7 roti yang ada pada mereka. Tuhan Yesus mengucap berkat dan meminta para murid untuk membagikan. Mereka juga memiliki beberapa ikan kecil, ikan itu pun diberkati dan dibagikan kepada orang-orang tersebut. Setelah semua kenyang, ada sekitar 7 bakul potongan roti yang tersisa.
Sebagai murid-murid Tuhan maka sudah sepantasnya jika kita meneladani belas kasihan Sang Guru. Iman bukan hanya mengenai relasi kita dengan-Nya, melainkan juga relasi kita dengan orang lain. Dalam relasi dengan sesama itu terkandung tanggung jawab etis kita untuk bertindak saat orang lain berada dalam penderitaan dan kesulitan. Diam/ tidak berbuat apa-apa dengan berbuat jahat kepada orang lain, sesungguhnya sama-sama mendatangkan penderitaan bagi sesama. Maka tumbuhkanlah belas kasihan dalam hati kita masing-masing dan lakukanlah apa yang memungkinkan untuk meringankan penderitaan sesama.