Yosua melakukan strategi yang sama persis dilakukan oleh Musa sebelum memasuki tanah Perjanjian yaitu dengan mengutus pengintai demi mendapatkan informasi yang objektif dan tepat mengenai kondisi terkini dari kota yang akan mereka rebut. Yosua, sebagai salah seorang yang diutus Musa, pun telah mengetahui tentang efektivitas dari strategi tersebut sehingga tidak mengherankan jika ia mengirim utusan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sebelum mereka memasuki kota Yerikho. Perbedaan di antara dua pengalaman pengintaian antara yang terjadi pada zaman Musa dengan zaman Yosua adalah respons ketakutan. Pada zaman Musa, para pengintailah yang mengalami ketakutan terhadap keberadaan penduduk lokal tanah Kanaan, sedangkan pada zaman Yosua justru para penduduk lokal yang ketakutan menghadapi kehadiran orang Israel. Respons Rahab di dalam perikop ini pun semakin memperkuat mengenai hal ini.
Selain ketakutan pada penduduk Lokal terhadap orang Israel, kita pun dapat merefleksikan sebuah sikap penting yang juga muncul dari kisah Rahab dan para pengintai Israel. Tindakan Rahab dengan melindungi para pengintai yang bermalam di rumahnya bukanlah sekadar keputusan yang dilandasi oleh perasaan takut, melainkan adanya pertumbuhan iman pada diri Rahab. Ia mengimani bahwa TUHAN adalah sosok dibalik kesuksesan dan kisah-kisah hebat yang telah tersohor di sekitaran tanah Mesir hingga dataran tanah Kanaan, yakni mengenai peristiwa-peristiwa spektakular demi memelihara bangsa Israel. Rahab tidak sekadar takut mengalami ketakutan, melainkan ia telah memiliki iman percaya kepada sosok yang belum pernah ia kenal sebelumnya. Namun, inilah iman yang timbul pada diri Rahab yang membuatnya berani mengambil tindakan yang justru menempatkan dirinya pada risiko yang sangat besar dengan melindungi para pengintai Israel.
Sahabat Alkitab, iman pada diri Rahab tidak hanya membuat ia mampu menjalankan peran yang menghadirkan keselamatan bagi para pengintai Israel, melainkan juga bagi seluruh keluarga dan keturunannya kelak. Rahab si perempuan dengan latar belakang pekerjaan yang dipandang rendah dan hina itu justru mampu menghadirkan keselamatan bagi orang banyak karena keberadaan iman yang takut akan Tuhan. Kekuatan iman ini pulalah yang semestinya terus menjadi kenyataan pada hidup setiap umat Tuhan. Kita perlu terus mengingat bahwa daya iman yang menjadi nyata dari setiap umat Tuhan akan selalu menghadirkan dampak yang menghidupkan, bukan hanya bagi diri yang bersangkutan tetapi juga lingkungannya. Apakah iman anda sudah berdampak nyata?