Pembangunan rumah TUHAN menjadi proyek terbesar pada masa kepemimpinan raja Salomo. Pembangunan ini membutuhkan perhitungan yang matang, sumber dana yang besar, sumber daya alam, sumber daya manusia, serta kondisi kerajaan yang stabil atau damai sejahtera. Stabilitas keamanan menjadi sangat penting, mengingat proses dan waktu pembangunan yang tidak singkat. Saat relasi antar kerajaan terjalin damai atau tidak dalam situasi perang, maka keamanan pekerja terjamin dan kekayaan kerajaan tidak terkuras untuk biaya perang.
Pada pembangunan bait suci ini, secara khusus Salomo bekerjasama dengan kerajaan Tirus untuk menyediakan material-material pilihan dan tenaga-tenaga terampil. Tak heran jika akhirnya bait suci ini menjadi bangunan yang sangat indah dan membawa sukacita serta kebanggaan bagi bangsa Israel.
Kita dapat membayangkan bahwa kehadiran bait suci ini juga turut membangun rasa percaya diri umat Israel. Mereka memiliki masa lalu sebagai bangsa yang terjajah, lalu mengembara di padang gurun dengan berbagai tantangan demi menuju tanah terjanji, hingga akhirnya menjadi sebuah bangsa dengan berbagai dinamikanya. Kini pada masa pemerintahan raja Salomo, mereka merasakan akhirnya dapat merasakan damai sejahtera dan bersukacita menanti selesainya rumah TUHAN.
Selain itu proses pembangunan bait Suci juga melibatkan tenaga-tenaga terampil dari kerajaan Tirus, orang-orang Gebal dan sebagian rakyat Israel. Mereka mengambil bagian dalam tugasnya masing-masing dan mengerjakan dengan sungguh apa yang menjadi tanggung jawabnya. Bagi rakyat Israel yang terlibat, ada penghayatan yang berbeda dibandingkan dengan tukang-tukang dari luar. Mereka melakukan pekerjaan pembangunan bait suci sebagai bentuk ketaatan pada Tuhan dan peran dalam mewujudkan perintahNya. Selama 480 tahun bangsa Israel menanti berdirinya bait suci, kini impian itu telah ada di depan mata.
Sahabat Alkitab, sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Kita selalu terikat dengan persekutuan dan komunitas tertentu. Sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memelihara persekutuan tersebut. Setiap orang dapat turut andil dalam mewujudkan mimpi bersama. Jangan berpangku tangan, melainkan mulailah berkarya dan mempersembahkan diri bagi komunitas atau persekutuan tempat kita berada.