Yerusalem tidak hanya menjadi sebuah kota terkenal dalam kerajaan besar Israel, melainkan telah menjadi semacam simbol kejayaan dan kemuliaan Ilahi bagi bangsa Israel. Terdapat banyak momentum dan situs yang memiliki nilai sejarah serta nilai spiritual yang sangat intim bagi mereka. Itulah mengapa, pada pengelihatan nabi Zakharia ini Tuhan memberikan sebuah tanda akan terjadinya pembangunan ulang kejayaan kota Yerusalem. Hal ini merupakan bentuk kepedulian Tuhan bagi umat-Nya yang telah puluhan tahun hidup dalam kesengsaraan.
Di dalam penglihatan ini, Zakharia pun menyaksikan perilaku yang begitu menarik ketika seorang pengukur melakukan survei terhadap wilayah puing-puing kota Yerusalem. Hal ini menjadi sebuah tanda tentang betapa seriusnya Tuhan untuk membangun ulang kota tersebut. Bahkan, Tuhan sendirilah yang akan berperan sebagai tembok kota Yerusalem. Tentu saja, pernyataan ‘Tuhan sebagai tembok’ tidak akan terjadi secara harfiah, melainkan sebagai bahasa simbol terhadap sumber keamanan dan kekuatan kota itu yang berasal dari Sang Pencipta Kehidupan itu sendiri.
Nubuatan dalam kelima ayat ini merupakan sebuah perkataan yang menunjukkan bahwa Tuhan selalu sanggup mengubah sesuatu yang terkesan tanpa masa depan menjadi penuh harapan. Sesuatu yang sudah tersungkur lemah pun mampu diangkat dengan tegak dan berjalan tegar. Sesuatu yang dianggap terlalu menyedihkan mampu tampil dengan kesegaran semangat penuh sukacita. Pada nubuat ini, sesuatu itu adalah kota Yerusalem dan hidup bangsa Israel yang akan bangkit dari keterpurukan masa pembuangan. Namun, sesuatu itu juga dapat kita temui pada diri masing-masing.
Sahabat Alkitab, renungan firman Tuhan ini telah memberikan jaminan bahwa Tuhan sendirilah yang berperan untuk menghadirkan pembaharuan dan menjaga kualitasnya tetap optimal pada kehidupan setiap umat-Nya.