Dalam setiap mazmur yang digubahnya, pemazmur mendasarinya pada pengalaman pribadinya sendiri. Dalam mazmur ini terlihat bahwa pemazmur sedang berada dalam keadaan yang kalah dan dipenjarakan oleh musuh-musuhnya sehingga ia merasa begitu patah semangat, penuh kebingungan, bahkan seperti orang yang sudah lama mati. Namun ia mengawali mazmur ini dengan menaikkan permohonannya kepada TUHAN. Permohonannya tidak ia dasarkan karena kebaikannya tetapi demi kesetiaan dan keadilan Allah. Ia mengarahkan ingatannya pada perbuatan-perbuatan baik Allah padanya di masa lalu. Itulah dasar baginya berharap kepada TUHAN.
Sahabat Alkitab, apa dasar kita berharap akan kebaikan Tuhan hari ini? Tidak lain adalah kebaikannya di hari kemarin. Dan apa dasar kita mengharapkan kebaikannya di hari esok? Sudah pasti adalah kebaikannya yang kita rasakan hari ini. Di segala masa Allah selalu baik bagi umat-Nya. Itulah mengapa pemazmur yang sekalipun dalam keadaan yang "tidak baik"tetapi tidak hilang harapannya kepada Allah, sebab ia sendiri pernah merasakan kebaikan-Nya, dan juga ia sangat yakin bahwa Allah masih akan berbuat baik lagi kepadanya. Iman seperti itulah yang harus kita miliki, memandang Allah dengan cara yang seharusnya.
Selamat Beribadah. Tak berkesudahan kasih setia Allah, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi. Bersyukurlah senantiasa!
Salam Alkitab Untuk Semua