Saat kita berkunjung ke pameran-pameran rumah, maka sejauh mata memandang kita akan dengan mudahnya melihat maket-maket perumahan yang sedang ditawarkan pada pameran tersebut. Maket-maket tersebut tampak begitu nyata dan menggiurkan mata. Bahkan dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian rumah. Namun betapapun indahnya maket itu tentu jauh lebih indah dan berharga rumah yang digambarkannya.
Inilah yang juga kita saksikan dalam perikop kita kali ini. Sebagaimana dapat kita lihat di sepanjang surat Ibrani bahwa Yesus digambarkan sebagai Sang Imam Besar yang menjadi pengantara sekaligus menjadi Kurban itu sendiri. Imam memiliki posisi yang penting dalam ritual keagamaan Yahudi. Penulis Ibrani hendak menunjukkan sepenting itulah Yesus dalam bangunan iman seorang Kristen, bahkan posisinya melebihi imam-imam besar yang selama ini ada. Demi menunjukkan perbedaan tersebut ditegaskan mengenai Imamat Melkisedek yang menjadi dasar dari Imamat Yesus. Imamat Melkisedek ini sudah ada jauh sebelum Lewi ada, sementara orang-orang Yahudi saat itu mengikuti jalur imamat Lewi.
Perbedaaan itu untuk menegaskan superioritas Yesus sebagai satu-satunya Imam Besar yang patut diikuti. Ia adalah pengantara yang membawa manusia kepada Allah sekaligus Sang Anak Domba Allah itu sendiri. Jalur imamat Lewi yang selama ini ada hanyalah pengantar kepada sesuatu yang lebih baik, bukan berarti tidak bermakna sama sekali. Namun hanya melalui pengurbanan Yesus lah kita dapat diselamatkan. Hal tersebutlah yang membuat kehadiran Kristus menjadi begitu bernilai bagi dunia.
Maka marilah kita mengikuti Kristus dengan penuh rasa syukur dan ketaatan. Di dalam Kristus saja lah ada keselamatan dan penebusan. Jangan ragu untuk menundukkan kehidupan kita seutuh-Nya kepada Allah. Seringkali banyak peristiwa yang dapat menggoyahkan iman kita kepada Tuhan, tetapi dibalik semua peristiwa tersebut Tuhan senantiasa berkenan untuk meneguhkan langkah kaki kita.