Gunung Sinai dan Gunung Sion: Pilihan Antara Hukum dan Kasih Karunia

Renungan Harian | 30 November 2024

Gunung Sinai dan Gunung Sion: Pilihan Antara Hukum dan Kasih Karunia

Gunung Sinai dan Gunung Sion: Pilihan Antara Hukum dan Kasih Karunia

 

Dalam perjalanan iman, Alkitab sering mengontraskan pengalaman Israel di Gunung Sinai dengan realitas rohani di Gunung Sion. Kedua gunung ini memiliki makna mendalam dalam hubungan manusia dengan Allah, terutama dalam memahami perjanjian lama dan baru. Gunung Sinai adalah tempat di mana Allah memberikan hukum Taurat kepada Israel. Pengalaman di gunung ini penuh dengan kemegahan dan teror, seperti yang dijelaskan dalam Keluaran 19:10-25. Allah hadir dengan guntur, kilat, awan tebal, gempa bumi, dan bunyi sangkakala yang panjang. Gunung itu dipagari untuk menjaga orang-orang agar tidak mendekat, bahkan hewan yang menyentuh gunung harus dirajam. Tentu kondisi demikian membuat umat takut Bahkan Musa, pemimpin yang berani, mengakui bahwa ia "sangat takut dan gemetar" (Ibrani 12:21; Ulangan 9:19). Namun, ketakutan ini tidak menghasilkan kekudusan atau perubahan hati yang sejati. Hanya 40 hari setelah pengalaman ini, bangsa Israel menyembah anak lembu emas, melupakan segala kebaikan Allah. Pengalaman di Gunung Sinai pada akhirnya menjadi simbol hukum yang keras dan ketidakmampuan manusia untuk memenuhi standar Allah melalui usaha sendiri. Hukum tersebut hanya dapat menunjukkan dosa, tetapi tidak bisa mengubah hati atau membawa keselamatan sejati.

 

Sebaliknya, pengalaman rohani di Gunung Sion berbicara tentang kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Dalam ayat 22-24, Gunung Sion digambarkan sebagai kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi, tempat malaikat yang tak terhitung banyaknya berkumpul bersama jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di surga. Di sini, Yesus adalah Pengantara perjanjian baru, dan darah-Nya berbicara lebih baik daripada darah Habel. Gunung Sion bukan tentang ketakutan, melainkan tentang undangan. Jika Gunung Sinai adalah tempat keterpisahan dan ketidaklayakan, Gunung Sion adalah tempat kasih karunia dan kedekatan. Melalui Yesus, semua orang diundang untuk mendekat kepada Allah. Perjanjian baru ini tidak didasarkan pada usaha manusia untuk memenuhi hukum, melainkan pada iman dan penerimaan akan karya penebusan Yesus. Selanjutnya penulis Ibrani kembali mengingatkan memberikan peringatan keras agar umat tidak menolak Dia yang berbicara dari Gunung Sion. Jika Israel yang menolak suara Allah di Gunung Sinai tidak luput dari hukuman, maka menolak kasih karunia Allah di Gunung Sion memiliki konsekuensi yang jauh lebih besar. 

 

Sahabat Alkitab, Gunung Sinai dan Gunung Sion mengajarkan kita bahwa kehidupan iman bukan tentang usaha manusia untuk mencapai Allah, tetapi tentang kasih karunia Allah yang turun kepada kita melalui Yesus Kristus. Pilihan di antara kedua gunung ini adalah simbol mengenai pilihan antara hukum dan kasih karunia, keterpisahan dan kedekatan, ketakutan dan pengharapan. Manakah yang mau kita junjung tinggi dalam kehidupan kita. Semoga kasih karunia Kristus menyadarkan kepada kita untuk senantiasa menegakkan kasih karunia Allah dalam hidup ini dan memelihara relasi yang utuh serta intim dengan Allah.

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia