Beberapa suku di Indonesia, yang memiliki sistem marga atau ‘fam’ seringkali menaruh perhatian besar pada silsilah. Alasan mereka adalah agar tidak kehilangan sejarah serta mengingatkan anggota marga mengenai asal-usul mereka. Harapannya dimanapun mereka berada, jika bertemu dengan orang semarga, maka artinya mereka bertemu dengan keluarga. Pada teks kita kali ini tercantum silsilah yang panjang dari Tuhan Yesus. Apakah maksudnya?

Teks pembuka dalam Injil Matius ini memberi kita gambaran yang kaya tentang karya keselamatan Tuhan di sepanjang sejarah umat Israel. Kita dapat menyaksikan bahwa silsilah Yesus bukanlah sekadar daftar nama, tetapi juga sebagai bukti kesetiaan Allah pada janji-Nya. Penyertaannya bahkan melalui orang-orang yang berasal dari latar belakang yang tidak sempurna atau bahkan dianggap rendah oleh masyarakat pada zamannya. Dalam silsilah ini, kita melihat Yesus berasal dari keturunan Abraham dan Daud, dua tokoh yang sangat penting bagi bangsa Israel. Melalui keturunan Abraham, Allah berjanji untuk memberkati seluruh bangsa di bumi (Kejadian 22:18), dan melalui keturunan Daud, Allah berjanji akan mendatangkan seorang Raja yang akan memerintah selamanya (Yesaya 11:1-2). Ini penting bagi pembaca Yahudi di zaman Matius, karena mereka menantikan Mesias yang akan menggenapi semua janji Tuhan.

Hal yang menarik dalam daftar silsilah ini adalah penyebutan empat wanita yang memiliki latar belakang yang unik dan tidak biasa dalam silsilah Yahudi: Tamar, Rahab, Rut, dan Batsyeba. Tamar dan Rahab dikenal dengan latar belakang yang kompleks—Tamar bertindak sebagai perempuan sundal demi mendapatkan keturunan dari Yehuda (Kejadian 38), sedangkan Rahab adalah seorang wanita penghibur yang menyelamatkan mata-mata Israel (Yosua 2, 6). Batsyeba terlibat dalam perzinahan dengan Raja Daud, dan Rut adalah seorang asing dari Moab. Meskipun memiliki latar belakang yang tidak ideal di mata masyarakat, Tuhan tetap memakai mereka dalam rencana keselamatan-Nya. 

Sahabat Alkitab, pada hari ini kita kembali diingatkan bahwa Allah dapat bekerja melalui siapa saja, bahkan melalui orang-orang yang memiliki latar belakang ‘kurang baik’ dan dipandang rendah oleh masyarakat. Allah melihat hati dan memperhitungkan iman dalam diri mereka. Rahab dan Rut, meskipun bukan keturunan Israel, tetap menunjukkan iman yang luar biasa kepada Allah. Allah memandang orang-orang yang sering kali dianggap “tidak layak” dengan kasih dan tanpa prasangka, bahkan melibatkan mereka dalam karya keselamatan-Nya. Bukankah ini sebuah kabar yang indah sekaligus teguran bagi kita yang kadang-kadang terjebak untuk mudah menghakimi orang lain berdasarkan latar belakang atau masa lalunya? Setiap orang berdosa memiliki masa depan, sebagaimana orang suci memiliki masa lalu. Allah dapat mengubah kehidupan setiap orang yang mau berkomitmen dalam iman, yang berjalan di dalam kasih dan kebenaran-Nya. Selain itu melalui silsilah Tuhan Yesus kita juga belajar bahwa Allah selalu menepati janji-Nya. Mesias yang dijanjikan itu pun pada akhirnya datang dan menyelamatkan dunia, maka yang perlu kita lakukan adalah tetap berpegang teguh pada kasih dan penyertaan Tuhan untuk selama-lamanya.