“Allah yang Adil dalam Misteri Penderitaan”

Renungan Harian | 1 Juni 2025

“Allah yang Adil dalam Misteri Penderitaan”


Pertanyaan mengenai keadilan telah berada dalam benak manusia semenjak manusia mengolah serta mengembangkan pemikirannya. Pertanyaan tersebut semakin menguat saat manusia sedang mengalami penderitaan. Sebagai makhluk yang memiliki kesadaran akan Yang Ilahi, maka pertanyaan tersebut dikaitkan dengan keberadaan Allah sebagai penentu segala sesuatu. Jika Ia Maha Baik, mengapa derita ini datang dalam kehidupan? Manusia mempertanyakan keadilan-Nya, menuntut penjelasan-Nya, dan bahkan meragukan kasih-Nya. Derita yang dialami Ayub telah memantiknya kepada tuduhan bahwa Allah tidak membedakan antara yang benar dan yang fasik sehingga orang benar pun turut dihukum-Nya. Elihu menjadi resah atas tanggapan Ayub tersebut hingga akhirnya ia menanggapi tuduhan tersebut dengan suatu renungan teologis yang tajam, meski tak selalu peka secara emosional. 


Elihu menanggapi pendapat Ayub dengan mendorong Ayub (dan kita semua) untuk memakai akal budi dalam mengenali karakter Allah. Ia menekankan dua aspek penting dari Allah, yaitu keadilan dan kuasa. Keadilan Ilahi bukanlah kemungkinan, melainkan kepastian. Menurutnya, ketidakadilan bukan berasal dari Allah, melainkan dari ketidaktahuan atau pemberontakan manusia terhadap tatanan ilahi. Penderitaan Ayub, menurut lensa Elihu, bukanlah bukti ketidakadilan, melainkan sarana pendidikan ilahi yang berat dan diperlukan. Suatu teguran yang diperlihatkan kepada dunia agar manusia belajar dari kesalahan dan kembali kepada Sang Pencipta. Meskipun Elihu tidak mampu mengungkapkan kedalaman misteri penderitaan Ayub, ia tetap menawarkan kerangka berpikir yang patut direnungkan, bahwa keadilan Allah melampaui logika manusia. Namun di balik argumennya, kita menemukan ironi, seseorang yang mengajar tentang hikmat dan keadilan ternyata tidak memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Di sinilah kita belajar, bahwa sekalipun menyampaikan kebenaran adalah penting, cara menyampaikannya tidak boleh mengabaikan luka mereka yang menderita.


Sahabat Alkitab, ketika kita merasa bahwa keadilan seolah tertunda dan penderitaan tak kunjung mereda, apakah kita tetap dapat percaya bahwa Allah bekerja dalam waktu dan cara-Nya? Allah yang kita sembah adalah Allah yang melihat dan memahami. Ia adil, meski keadilan-Nya sering bekerja dalam lapisan yang tak dapat dijangkau oleh logika manusia. Maka, ketika kita tengah mengalami penderitaan, janganlah tergesa-gesa mengambil kesimpulan pribadi, tetapi berserahlah kepada Dia yang membentuk kita melalui proses yang menyakitkan sekalipun. Dan bila kita dipanggil untuk hadir di sisi mereka yang terluka, marilah melangkah dengan kasih, bukan dengan penghakiman. Sampaikanlah kebenaran bukan dengan suara keras, tetapi dengan telinga yang mendengar dan hati yang menghibur, karena kadang kehadiran yang lembut lebih menyembuhkan daripada seribu kata bijak.



Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia