Ada banyak pelajaran yang dapat kita petik dari persiapan dan perjalanan Ezra membawa rombongan orang-orang Yahudi menuju ke Yerusalem. Mulai dari pencatatan dan pengorganisasian yang efektif, mengutamakan ibadah dan sembah bakti kepada Allah, serta ketertundukannya pada Allah dengan menyandarkan segala proses tersebut kepada hikmat serta kebijaksanaan Tuhan semata.
Segala kemudahan yang diterima oleh Ezra juga dimaknai sebagai perwujudan dari pertolongan Tuhan. Raja Artahsasta yang mengizinkan mereka untuk kembali ke Yerusalem bahkan mendukung perjalanan tersebut dengan bantuan-bantuan material. Emas dan perak itu beserta segala perlengkapan rumah Tuhan merupakan persembahan khusus yang harus dikelola dengan baik. Semua perbendaharaan tersebut dibawa tanpa menggunakan pengawalan sedikitpun. Padahal jarak yang harus mereka tempuh adalah sejauh 1.500 kilometer dengan berbagai ancaman yang mengiringi seperti perampokan, dan lain-lain. Setelah empat bulan mereka baru tiba di Yerusalem. Setelah beristirahat selama tiga hari, mereka menyelenggarakan ibadah di Bait Allah dengan mempersembahkan kurban bakaran dan kurban penghapus dosa.
Secara manusiawi perjalanan itu sangatlah sulit bahkan hampir mustahil. Namun sama seperti dahulu leluhur bangsa Israel, Allah serta dalam perjalanan dari Mesir menuju tanah terjanji demikian pula Ia menyertai pada perjalanan pulang kembali ke Yerusalem. Mereka diluputkan dari mara bahaya sepanjang perjalanan. Bahkan untuk memulai perjalanan itu juga sulit dimana Ezra harus meyakinkan bangsa Israel yang lahir di negeri Babel -yang kemungkinan sudah hidup mapan- untuk pulang ke Yerusalem. Hal ini menegaskan penyertaan Allah yang mampu menolong umat-Nya asalkan kita senantiasa berserah dan bergantung penuh kepada-Nya dalam setiap perjuangan yang kita lakukan.
Saat ini mungkin kita tengah berjuang dengan beragam tantangan serta pergumulan. Firman Tuhan pada saat ini mengingatkan kita untuk senantiasa berjuang menghadapi segenap tantangan dan pergumulan dalam kehidupan. Kita diundang untuk mengandalkan Tuhan senantiasa dan mengutamakan kehendak-Nya dalam hidup kita. Semoga Tuhan senantiasa meneguhkan langkah kaki kita dalam peziarahan iman ini hingga kembali pulang ke dalam rengkuhan kasih-Nya.