Surat Paulus sebelumnya benar-benar telah membuat jemaat Korintus itu bersedih, sebab memang teguran dalam surat itu begitu keras. Tetapi kesedihan itu ternyata adalah bagian dari kehendak Allah yaitu kesedihan karena dosa. Setelah kesedihan itu, mereka mengalami transformasi hidup yaitu dimulai dari pemikiran, kemudian sikap, dan tindakan. Surat yang menimbulkan kesedihan itu telah membuka mata jemaat dari kebodohan mereka sebagai akibat dari ajaran yang menyimpang dan pengajar yang tidak tulus hatinya. Mereka bahkan menghukum orang-orang yang ternyata bersalah dan yang menimbulkan perpecahan.
Sahabat Alkitab, dalam khotbah-Nya, Tuhan Yesus pernah berkata "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Mat. 5:4). Dukacita yang dimaksud oleh Yesus adalah dukacita karena dosa, menghasilkan sukacita karena ada pertobatan setelahnya. Kesabaran Paulus serta hikmatnya dalam memberikan teguran serta nasehat membuat jemaat Korintus berbalik kembali kepada kebenaran yang sebelumnya mereka pegang. Kitu sungguh memerlukan orang-orang seperti Paulus, yang berani menegur kita dengan terus terang, yang menegur kesalahan tanpa menyerang pribadi. Yang melakukannya dengan penuh kasih walaupun terasa begitu keras. Yang tujuannya murni untuk pertobatan dan perubahan kita. Yang melakukanya dengan penuh hikmat serta kebenaran dari Allah, bukan kehendak pribadi. Kita juga memerlukan sikap yang mau ditegur dan mau melihat teguran dengan pandangan yang terbuka, tidak menutup diri, mengasihani diri, lalu membentuk upaya perlawanan. Tuhan Yesus melanjutkan khotbah-Nya demikian: "Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi." (Mat. 5:5)
Selamat Beribadah. Kalau firman-Nya hari ini menegur kita, berbahagialah sebab itu berarti kita masih dikasihi-Nya.
Salam Alkitab Untuk Semua