Amsal ini pertama-tama mengajar kita tentang pentingnya kandungan hati: apakah hati kita diisi oleh tipu-daya atau suka-cita? Itu akan menentukan tindakan dan tingkah-laku kita. Hati yang sarat dengan tipu-daya akan selalu merencanakan kehajatan dan ketidakadilan. Akibatnya, kesusahan akan selalu datang, karena TUHAN membenci semua bentuk dusta dan tipu-daya.
Sebaliknya, orang yang selalu mengupayakan kebaikan dan memajukan damai-sejahtera, pasti akan memiliki hati yang penuh sukacita dan bahagia. Akibatnya, ia tidak cemas dan terluput dari bahaya, karena TUHAN menyayanginya.
Orang berhikmat tidak suka memamerkan kepandaiannya. Sebenarnya itu bedanya orang pandai dengan orang bijak. Orang pandai seringkali memanfaatkan pengetahuannya untuk promosi diri atau demi eksploitasi sesamanya. Pengetahuan dijadikannya alat kekuasaan. Ini sebenarnya sebuah bentuk kebodohan.
Sebaliknya, orang bijak selalu bertindak terukur. Pengetahuannya tidak pernah ia pamerkan. Ia memanfaatkannya untuk kebaikan bersama. Ia tidak tergesa-gesa untuk menilai dan mengambil kesimpulan. Ia tahu kapan harus diam, kapan harus berbicara.
Amsal ini juga memperlawankan orang malas dan rajin. Etos kerja yang baik, semangat dan kerja keras pasti akan mendatangkan keberhasilan. Dengan demikian, orang rajin akhirnya dapat berkuasa. Sebaliknya, orang malas pasti kalah dalam persaingan dan ia berakhir sebagai hamba. Ada ironi yang tajam: enggan bekerja untuk dirinya sendiri, justru membuat si pemalas harus bekerja untuk orang lain. Amsal ini juga mengajar kita untuk menghargai usaha dan kerja-keras. Kerja-keras pasti mendatangkan berkat dan penghasilan. Sebaliknya, kemalasan menghalangi orang mencapai apa yang diinginkannya. Dengan demikian, Amsal ini mendorong kita untuk menghargai proses dan ketekunan, sebab jalan pintas itu berbahaya, dan hasil instan tidak akan bertahan.
Jadi, kita diingatkan untuk selalu bekerja dan berupaya secara benar. Itulah kunci hidup bahagia. Sebaliknya, jalan pintas dan salah, apalagi dengan pelbagai tipu-daya, pasti akan membawa celaka, bahkan kematian.
Salam Alkitab Untuk Semua