Orang bebal, yang menganggap diri bijak dan pemalas adalah sebuah kebodohan

Renungan Harian | 13 Februari 2021

Orang bebal, yang menganggap diri bijak dan pemalas adalah sebuah kebodohan

Ada tiga karakter yang nampak dalam ayat-ayat ini yaitu : orang bebal, orang yang menganggap diri bijak dan si pemalas. Tiga karakter yang cenderung negatif ini sering menjadi bagian dari karakter hidup kita. 

Bagaimanakah karakter orang bebal? Dikatakan dalam Amsal bahwa Jika kita mempekerjakan orang bebal, orang bebal itu dapat merugikan tuannya. Orang bebal akan “mengulangi kebodohannya.” Meskipun berulang memberi nasihat, memberi masukan, mengarahkan, itu akan menjadi sia-sia. Orang bebal selalu mengulang kesalahannya. Pada karakter seperti ini akan nampak pribadi yang tidak menghargai pendapat orang lain, selalu percaya tentang kemampuan sendiri. Sehingga tidak pernah peduli dengan masukan dan pikiran orang lain. 

Kita semua ada dalam bagian dari orang-orang yang bekerja tidak bisa sendiri. Kita butuh pikiran orang lain. Kita butuh masukan dan pendapat orang lain untuk memperlengkapi dunia kerja kita, sehingga yang kita kerjakan semakin lebih baik, dan tidak mengulang kesalahan atau proses yang sama yang tidak ada dampak, faedah dan kualitasnya. Kita perlu hikmat dari TUHAN untuk menjadi pribadi yang bijaksana, yang menghargai orang lain. 

Hal yang berikut adalah, kita perlu menjadi pribadi yang merendah yang tidak menganggap diri bijak. Banyak di antara kita sering memiliki karakter ini. Merasa bahwa yang dikatakan selalu benar, tepat dan jelas. Padahal ada banyak cara lain dan pikiran orang lain yang sangat bijaksana. Hati-hati dengan karakter seperti ini. Karena bisa jadi akan muncul sikap tinggi hati. Kebodohannya adalah “ia berpikir bahwa ia pandai.” Oleh sebab itu ketika kita merasa perlu menjawab mereka yang bebal dan menganggap diri bijak agar mereka mengerti dan tidak merasa dirinya pintar, kita membutuhkan kuasa Allah dalam menjawab, menjelaskan, serta membuka pikiran mereka. Jika kita terbawa oleh arus kebodohannya saat menjawab, kita akan kelihatan bodoh. 

Hal yang terakhir adalah soal si pemalas. Seperti apakah si pemalas itu? Ia diumpamakan sebagai daun pintu yang berputar hanya pada engselnya, bergerak tetapi tidak berjalan artinya "gerak di tempat" atau tidak berkembang. Sama juga dengan kursi goyang, orang yang duduk di atasnya bisa merasa seakan-akan sudah mencapai jarak yang jauh, padahal dia tidak ke mana-mana. Maka tidak heran bila kursi goyang disebut juga "kursi malas".

Bapak/ibu yang diberkati dalam Tuhan! Allah tidak senang kepada orang yang pemalas. Si pemalas adalah orang yang bila diberi tugas suka berdalih (Amsal 26:13). Si pemalas adalah orang yang tak mau bergerak maju sekalipun sudah didorong oleh orang lain (Amsal 26:16). Si pemalas adalah orang yang bahkan malas melakukan sesuatu yang sesungguhnya bermanfaat bagi dirinya sendiri (Amsal 26:15).

Bagaimana caranya agar kita tidak menjadi pemalas? Kita perlu miliki tujuan hidup yang jelas, sehingga kita punya semangat untuk memaknai hari-hari hidup kita. kita butuh motivasi yang tulus, supaya kita dapat merasakan sukacita saat hendak mencapai tujuan. Kita butuh perencanaan yang benar, agar kita menjadi orang-orang yang bijaksana karena tidak menyia-nyiakan waktu hidup kita.

Kita bekerja di ladang TUHAN ini dituntut untuk tidak menjadi pemalas. Kadang-kadang kesibukan dan kerja yang keras membuat kita jenuh dan cenderung malas untuk berproses di dalamnya. Dan akhirnya menjadi pribadi yang tidak berkualitas dan hanya itu-itu saja.

orang bebal, orang yang menganggap diri bijak dan pemalas adalah sebuah kebodohan. Dan kita bukan orang-orang bodoh, kita adalah insan berkualitas yang TUHAN tempatkan untuk menjadi berguna dan berkualitas bagi orang lain. Kita butuh ROH KUDUS untuk menggerakkan hati kita supaya menjadi pribadi yang berkualitas di dalam TUHAN. Kita tidak pantas memiliki hati orang bebal, orang yang menganggap diri bijak dan pemalas. Kita yang bekerja di tempat ini bukan tipe seperti itu. Kita harus keluar dari zona buruk seperti itu. Hidup kita punya arti dan kualitas karena tiap hari pendengaran dan hati kita selalu disiram oleh Firman Tuhan.

Tetap isi hidup kita dengan suara TUHAN supaya kita tidak terjebak menjadi tiga pribadi tak berkualitas itu. TUHAN memampukan kita untuk bersemangat melaksanakan panggilanNYA. amin

Salam Alkitab Untuk Semua

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia