Kecermatan dalam memutuskan sesuatu adalah sebuah kemampuan yang sesungguhnya harus kita miliki. Apalagi jika kita diperhadapkan pada sebuah pilihan yang menentukan nasib serta jalan hidup orang banyak. Inilah yang akan kita pelajari pada bacaan kali ini.
Masa kejayaan kerajaan Israel mulai terguncang sejak raja Salomo berlaku tidak setia kepada Allah, dan mencapai puncaknya ketika setelah kematian Salomo. Kini tahta kerajaan diwariskan kepada anaknya, Rehabeam. Berbeda dengan ayahnya, yang mengawali masa pemerintahan dengan penuh hikmat, Rehabeam justru melakukan kecerobohan yang membawa permusuhan. Pada teks 2 Tawarikh 10, menceritakan tentang kunjungan Yerobeam dan orang-orang Israel untuk mengajukan keringanan kuk atau bisa kita sebut sebagai pajak. Ketentuan pajak pada masa pemerintahan raja Salomo cukup tinggi dan memberatkan rakyat selama bertahun-tahun. Pajak tersebut digunakan untuk menopang pembangunan-pembangunan pada masa kepemimpinan raja Salomo, termasuk pembangunan bait Suci dan memenuhi keperluan lain dalam kerajaan. Merespon permohonan tersebut Raja Rehabeam mendatangi tua-tua yang telah lama mengabdi sejak masa pemerintahan ayahnya. Jawaban yang diberikan oleh tua-tua cukup bijak, mereka menyarankan agar raja memberikan keputusan yang bijak dan menyampaikan dengan tutur kata yang baik serta ramah terhadap rakyat, dengan demikian mereka akan setia melayani raja seumur hidupnya. Namun Rehabeam seolah mengabaikan nasehat para tua-tua, ia justru lebih memilih untuk mengikuti saran dari orang-orang muda yang besar bersamanya, yaitu untuk menambah beban pajak bagi rakyat Israel.
Tibalah waktu yang telah ditentukan untuk Yerobeam bersama segenap rakyat Israel (10 suku Israel) menghadap raja. Tentu mereka berharap akan mendapatkan jawaban yang bijak dari raja, tapi yang mereka dapatkan adalah sebaliknya. Raja Rehabeam justru menambah beban kuk rakyat dan menyampaikannya dengan cara yang sangat arogan, “Ayahku telah memperberat kukmu, tetapi aku akan memperberatnya lagi. Ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk berduri besi” (2 Tawarikh 10: 14). Mendengar jawaban tersebut mereka sangat kecewa dan marah, hingga memutus hubungan dengan Rehabeam, kecuali rakyat Israel yang tinggal di kota-kota Yehuda. Inilah awal mula terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua kerajaan. yakni, kerajaan Israel (di utara) dan kerajaan Yehuda (di selatan).
Perpecahan ini sangatlah disayangkan. Rehabeam memiliki waktu untuk mempertimbangkan setiap nasehat yang ia dengar, baik dari tua-tua maupun dari orang-orang muda, sembari mengumpulkan informasi dan mengevaluasi kebijakan yang sudah berjalan. Namun ia tidak melakukan hal itu, juga sama sekali tak melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan.
Sahabat Alkitab, pada hari ini kita diingatkan bahwa dalam kepemimpinan atau pengambilan keputusan sangatlah penting apabila seseorang memiliki kemampuan pengambilan keputusan atau decision making yang baik. Kemampuan tersebut dalam kacamata iman kita juga berbicara mengenai Tuhan yang harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan.