Kami berencana, tetapi maskapai penerbangan yang menentukan. Ternyata bila kita mau berkunjung ke suatu daerah yang belum mempunyai bandara besar, tidak mudah menentukan secara tepat waktu keberangkatan dan waktu tiba di lokasi. Meskipun sudah memiliki tiket sesuai jadwal, kita tidak bisa yakin terbang pada jadwal tersebut.
Pengalaman untuk terbang dari Jakarta ke Halmahera via Manado yang kami rencanakan pada hari Senin, 29 Juli 2024, harus bergeser ke hari Selasa, 30 Juli 2024, setelah pihak maskapai memberikan informasi 2 hari sebelumnya. Cukup merepotkan, karena beberapa agenda di hari-hari awal menjadi tertunda. Kita mau beralih via Ternate waktunya tidak pas dan barang bawaan cukup banyak karena harus melalui perjalanan darat dan laut dengan waktu tempuh yang lebih panjang.
Kami terbang dari Jakarta pukul 01.30 WIB tiba di Manado pukul 06.00 WITA. Tidak keluar bandara, kami langsung menunggu boarding untuk terbang ke KAZ, bandar udara Kuabang Kao, Halmahera Utara memakai pesawat Wing Air ATR72. Sepanjang perjalanan udara, kami dapat melihat bukit-bukit, gunung dan lautan dalam perjalanan dan sepanjang jalur pendaratan terlihat hamparan hijau pohon kelapa.
Kami tiba di bandara KAZ pada pukul 09.20 WIT. Keluar dari bandara, kita meneruskan perjalanan darat menuju Tobelo (ibu kota Halmahera Utara). Lama perjalanan satu setengah jam (kurang lebih 80 km). Dengan jalan yang mulus beraspal hotmix di sepanjang pantai Tanjung Pelayan dengan kanan kiri pohon kelapa yang hijau. Dengan cuaca yang sangat terik kurang lebih 30 derajat Celcius.
Kabupaten Halmahera Utara dikenal sebagai penghasil rempah-rempah (kopra, cengkih, pala dan tentunya ikan) sejak zaman Belanda. Sampai saat ini, untuk menjangkau suatu tempat ke tempat lain di Tobelo, masih mengandalkan bentor (becak motor). Terbatasnya jaringan internet, memang menjadi kendala bagi pendatang. Tapi sisi baiknya, situasi seperti ini bisa dianggap berkat dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal.
Kami sangat ini sedang menyiapkan kegiatan Pekan Alkitab di Tobelo. Pekan Alkitab di Tobelo merupakan satu di antara belasan Pekan Alkitab di berbagai kota di seluruh Indonesia dalam rangka mensyukuri pertambahan usia Lembaga Alkitab Indonesia yang ke-70. Lewat Pekan Alkitab, LAI hadir menyapa umat Tuhan dalam rangka menyapa umat selaku mitra setia pengguna terbitan LAI, juga memperkuat kemitraan dengan gereja-gereja dalam upaya meneguhkan, menginspirasi dan membangun iman umat. Sebagai catatan, kota Tobelo merupakan pusat pelayanan kekristenan di Halmahera Utara.
Kegiatan LAI di Tobelo diawali dengan Temu Mitra, suatu malam apresiasi untuk para pendukung kegiatan LAI yang dikoordinasi oleh Kantor LAI Perwakilan Manado, yang membawahi wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Temu Mitra diselenggarakan Selasa, 30 Juli 2024 di hotel Marahai.
Setelah Temu Mitra dilanjutkan Pekan Alkitab, isinya antara lain pameran benda-benda Alkitab dan produk-produk terbitan LAI, serta lomba-lomba untuk menginspirasi warga jemaat anak, pemuda hingga dewasa agar mencintai Alkitab. Kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Halmahera, milik Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) dari 31 Juli sampai 2 Agustus 2024. Seluruh perayaan dan kegiatan LAI selama di Tobelo terselenggara berkat dukungan para mitra LAI dari berbagai latar belakang, khususnya Kelompok Kerja Penggalangan Dukungan (KKPD) wilayah Tobelo. Kiranya Tuhan memampukan kita semua untuk selalu menjadi pelaku firmanNya. (alpha).