Gereja Stieng Menyambut Peluncuran Perjanjian Baru

Berita | 28 Mei 2024

Gereja Stieng Menyambut Peluncuran Perjanjian Baru



Pada tahun 2019, Pheu dengan berani menceritakan perjuangan pribadinya membaca Alkitab dalam bahasa Vietnam. Meskipun ia cukup fasih berbahasa Vietnam, itu bukanlah bahasa hatinya, bahasa sehari-harinya, sehingga sulit baginya untuk memahami pesan Alkitab secara mendalam. Keinginan tulus Pheu untuk mendapatkan versi terjemahan Alkitab dalam bahasa Stieng bukan sekadar impian, melainkan kebutuhan. Dia sangat yakin bahwa kehadiran Alkitab dalam bahasa Stieng akan menjadi alat yang ampuh dalam membantu komunitasnya memahami isi firman Tuhan dan memperkuat iman. Ia dengan penuh semangat menyatakan, ”Memiliki Alkitab dalam bahasa Stieng tidak hanya membawa rasa bangga kepada identitas masyarakat Stieng tetapi juga membantu melestarikan warisan budaya unik kita.”


Gereja orang Stieng di Binh Phuoc
Orang Stieng (Vietnam: Xtieng) kebanyakan tinggal di Vietnam Tenggara. Di Kamboja, mereka dikelompokkan dalam sebutan "Khmer Loeu", yang mengacu pada suku minoritas pegunungan. Saat ini, banyak Stieng yang masuk Kristen dan terdapat ratusan gereja, terutama di Vietnam.
Suku Stieng memiliki populasi sekitar 100.750 orang, tersebar di kota-kota besar dan kecil di sekitar 34 dari 63 provinsi di Vietnam - sebagian besar bergerak di bidang pertanian. Provinsi Binh Phuoc menyumbang 95,6% dari total warga Stieng di Vietnam. Kelompok Bu Lo berdiam di tempat yang lebih tinggi dan lebih mendalam serta sepenuhnya mengabdi pada pertanian. Kelompok Bu Deh (Bu Dek) tinggal di dataran rendah telah bertani sawah selama kurang lebih 100 tahun. Cara bertani masyarakat masih sederhana, alat-alat pertanian sebagian besar terdiri dari kapak dan pisau, garu bambu, dan lain-lain. Selain itu, kegiatan ekonomi seperti meramu, berburu, dan beternak unggas memberikan sumber pangan tambahan yang beragam bagi mereka. Selain itu, masyarakat Stieng juga cukup mahir menenun dan merajut. Mereka sering bertukar barang dengan orang Vietnam, Khmer, Mnong, Ma bahkan dengan orang di Kamboja.


Sejak lama masyarakat Stieng tidak memiliki bahasa tertulis atau dokumen tentang sejarah asal mereka. Asal usul suku ini terutama didasarkan pada legenda rakyat dan beberapa hasil penelitian arkeologi dan antropologi. Pada tahun 1953, masyarakat Stieng di provinsi Binh Phuoc mendengar Injil untuk pertama kalinya. Banyak orang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima baptisan. Di tengah penganiayaan yang hebat, gereja Stieng terus berkembang. Saat ini, sekitar 54% masyarakat Stieng menganut tradisi iman evangelis.


Aksara Latin beberapa tahun ini dikembangkan untuk Stieng, namun tingkat melek huruf masih perlu ditingkatkan karena tidak ada pendidikan dalam bahasa tersebut. Pada tahun 1971, satu bagian Kitab Suci mulai diterjemahkan oleh para misionaris. Meskipun jumlah orang percayanya besar, masih belum ada Alkitab lengkap di Stieng atau buku nyanyian rohani, dan sebagian besar pendeta di Stieng perlu menerjemahkan bacaan firman Tuhan dari Alkitab bahasa Vietnam untuk berkhotbah di gereja mereka. Seorang pendeta berkata, "Ketika suku Stieng memegang Alkitab dalam bahasa ibu mereka, Alkitab itu akan lebih berharga daripada sepotong emas".
Lembaga Alkitab Vietnam telah membantu komunitas Kristen Stieng untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa asli mereka sejak tahun 2015. Tim ini bekerja sama dengan gereja-gereja di Stieng, dan para penerjemah menerima pelatihan yang diperlukan.

Pertemuan bulanan diadakan untuk bertukar gagasan, menyelesaikan masalah terkait proyek, dan menyempurnakan draf dengan Konsultan Penerjemahan. Berbagai sesi pengecekan komunitas dilakukan untuk memastikan keberhasilan terjemahan.
Pada tanggal 7 Maret 2024, saya kembali berjumpa dengan Pheu - kali ini dengan senyum lebar di wajahnya. Impiannya telah terkabul. Lembaga Alkitab Vietnam menerbitkan Perjanjian Baru yang pertama di Stieng, dan salinan pertama dicetak dan dikirim ke gereja-gereja Stieng di Binh Phuoc. Pheu adalah salah satu anggota gereja yang menerima salinan ”harta berharga” itu.
Setelah lebih dari sembilan tahun, dan melalui begitu banyak kesulitan, sebuah tonggak sejarah baru telah hadir bagi gereja Stieng. Gereja-gereja setempat mengadakan pertemuan yang mengharukan untuk memperkenalkan Perjanjian Baru di wilayah Binh Phuoc. Sebagai penyelenggara pertemuan akbar ini adalah Persekutuan Gereja-gereja Evangelis di provinsi tersebut. Kabar baik tentang tentang Perjanjian Baru yang baru diterbitkan di Stieng Bulo disampaikan kepada umat Tuhan yang menghadiri pertemuan ini. Anggota Gereja mendengar tentang keseluruhan proses penerjemahan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Stieng dari tim penerjemah mereka. Di sini, orang-orang memuji Tuhan atas kesetiaan dan pemeliharaannya. Para anggota Gereja bernyanyi dengan gembira, dan beberapa di antaranya terharu hingga menangis mendengar pemberitaan tersebut.
Pheu berkata,’’Perasaan saya sungguh campur aduk saat pertama kalinya memegang Perjanjian Baru ini di tangan saya. Ini seperti memegang harta karun yang berbicara langsung ke hati dan jiwa saya. Bahasa Stieng bukan hanya alat komunikasi bagi kami; itu adalah inti dari budaya kami, identitas kami. Memiliki kitab suci dalam bahasa ibu saya berarti mengalaminya sedalam-dalamnya. Ini adalah tentang iman saya kepada Tuhan yang lebih dalam daripada sebelumnya. Saya sangat bersyukur, saya tersentuh, dan saya merasa sangat diberkati. Ini adalah momen kebahagiaan yang begitu nyata bagi saya dan komunitas saya. Terima kasih dari hati yang terdalam atas semua kerja keras para penerjemah, terima kasih kepada semua orang yang terlibat yang menyampaikan Kabar Baik ini kepada kami."


Mendengarkan perjuangan dan kesaksian Pheu merupakan pengalaman yang sangat memberkati saya. Hal ini menjadi pengingat yang kuat akan kekuatan transformatif dari keragaman bahasa dan budaya di dunia kita. Kesaksian seperti yang disampaikan Pheu tidak hanya menginspirasi banyak orang untuk mendukung penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa yang kurang dikenal, termasuk Stieng Bulo, namun juga menggarisbawahi peran penting bahasa dalam melestarikan dan berbagi pengalaman kolektif kita sebagai manusia.

 

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia