Satu Dalam Kasih di Distrik Aimando Padaido, Biak Numfor, Papua: Mengarungi Laut untuk Membawa Firman Tuhan.

Berita | 27 September 2024

Satu Dalam Kasih di Distrik Aimando Padaido, Biak Numfor, Papua: Mengarungi Laut untuk Membawa Firman Tuhan.


Kisah masuknya Injil ke Tanah Papua penuh dengan cerita-cerita ketabahan, pengorbanan, dan iman yang kokoh. Pada tahun 1947, seorang hamba Tuhan bernama Pendeta Izaac Samuel Kijne menyampaikan sebuah pesan yang hingga kini masih relevan dan memotivasi. Ia berkata,“Barang siapa yang bekerja di tanah ini dengan setia, jujur, dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.” Pesan ini tak hanya ditujukan kepada warga Papua asli, tetapi juga semua orang yang melayani di tanah Papua, baik penduduk asli maupun para pekerja dari luar Papua. Kata-kata ini menekankan bahwa pelayanan yang dilakukan dengan penuh kejujuran dan dedikasi akan membuahkan hasil yang positif, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang yang dilayani.

 

Sejak itu, pelayanan firman Tuhan di Papua terus berkembang, dengan Gereja Kristen Injili (GKI) sebagai salah satu garda terdepan dalam menyebarkan Injil ke pelosok-pelosok Papua. Salah satu daerah yang terus menjadi perhatian adalah Distrik Aimando Padaido di Kabupaten Biak Numfor. Tahun ini, Aimando dan Padaido menjadi salah satu wilayah prioritas dukungan Program Satu Dalam Kasih (SDK) Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Program SDK LAI menjembatani kebutuhan Alkitab dan bacaan-bacaan rohani dari umat Tuhan yang tinggal di wilayah terpencil dan terpelosok Nusantara. Maka, pada 9-14 September 2024 lalu, Tim LAI yang terdiri dari Melvy Alfons dan Deyunita Sevinirim dari LAI Perwakilan Tanah Papua,  bersama Perlando Panjaitan dan Victor dari LAI Jakarta hadir untuk menyalurkan Alkitab dan bagian-bagiannya di tempat ini.

 

Perjalanan Dimulai dari Bosnik

Selasa, 10 September 2024, perjalanan dimulai dari Bosnik, sebuah desa di Biak. Kapal pertama membawa rombongan menuju Pulau Pai, tempat jemaat GKI Jahwe berada. Meskipun sempat mengalami kendala koordinasi, terutama terkait ketidaktersediaan sinyal di tengah laut, semangat tim LAI tidak pernah goyah. Dua anggota tim yang lain, Victor dan Perlando, yang menumpangi kapal kedua, bahkan sempat tersesat di tengah lautan akibat kurangnya sinyal. Untunglah mereka akhirnya tiba dengan selamat di tempat tujuan.

 

Di Pulau Pai, suasana penuh suka cita menyambut rombongan LAI. Jemaat GKI Jahwe menerima Alkitab dengan kebahagiaan yang besar. Namun, perjalanan tidak berhenti di sini. Setelah selesai dengan kunjungan di Pulau Pai, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pulau Padaidori, tempat GKI Jahja Sasari berada. Di sini, mereka bermalam sebelum melanjutkan misi keesokan harinya.

 

Tantangan Alam dalam Misi Pelayanan

Esok harinya, 11 September 2024, rencana untuk melanjutkan perjalanan ke GKI Immanuel Meos Mangguandi harus ditunda. Laut masih surut, sehingga kapal tidak dapat melanjutkan perjalanan. Penantian yang cukup lama hingga siang hari pun akhirnya terbayar ketika air laut mulai pasang. Meskipun belum sepenuhnya, kapal dapat berlayar perlahan menuju tujuan berikutnya.

 

Kunjungan di GKI Immanuel disambut hangat oleh jemaat yang sebagian besar adalah nelayan. “Kami ini sering ke laut, ya, tiap waktu, baik pagi, siang, dan malam,” kata Pendeta Yunita Rumkoren yang sehari-hari memimpin jemaat di gereja tersebut. Bagi mereka, laut adalah sumber kehidupan. “Laut itu bagi kami adalah kebun,” kata Pendeta Hana Yawandare dari GKI Mateus Baitel Nusi. “Kalau hasil tangkapan banyak, itu artinya berkah Tuhan sedang melimpah. Tapi kalau sedikit, kita harus bersabar.”

 

Namun, tantangan mereka bukan hanya kondisi laut yang harus dihadapi. Kendala lainnya adalah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). Saat BBM tidak ada, aktivitas nelayan hingga kegiatan bergereja menjadi terganggu. Pendeta Jhon Matuan, yang melayani di tempat ini, menegaskan jemaat sering kali menyerahkan segala tantangan kepada Tuhan. "Kami percaya bahwa Tuhan yang memegang kendali atas segala hal, termasuk kehidupan kami di laut,” ujarnya.

 

Pertumbuhan Iman di Tengah Tantangan

Kehidupan jemaat di Distrik Aimando Padaido bukanlah hal yang mudah. Selain situasi ekonomi yang bergantung pada hasil laut, pertumbuhan iman juga menjadi perhatian para pemimpin gereja di wilayah ini. “Sedikit demi sedikit kami melihat adanya pertumbuhan iman di antara jemaat, meskipun prosesnya lambat,” ungkap Pendeta Yunita Rumkoren. Kedatangan tim SDK-LAI yang membawa Alkitab dan bacaan-bacaan rohani anak menghadirkan berkat bagi jemaat yang selama ini mengalami kesulitan akses terhadap Firman Tuhan.

 

Setelah mengunjungi GKI Immanuel, rombongan melanjutkan perjalanan ke GKI FYS Rumainum di Pulau Pasi, tempat mereka menginap untuk malam kedua. Pada hari berikutnya, mereka melanjutkan pembagian Alkitab ke Pulau Auki, menyapa jemaat GKI Kreta yang berkumpul di tepian dermaga. Perjalanan tersebut diteruskan ke Pulau Nusi Babaruk untuk bertemu dengan jemaat GKI Ebenhaezer, yang juga menyambut rombongan dengan sukacita. Di tempat ini rombongan dijamu makan siang yang sederhana namun dihadirkan dengan penuh rasa syukur. Ini menjadi momen kebersamaan yang berharga antara tim dan warga jemaat.

 

Harapan untuk Masa Depan

Setelah mengunjungi berbagai gereja di pulau-pulau kecil, rombongan kembali ke Pulau Pai untuk bermalam di pastori GKI Jahwe. Esoknya rombongan kembali pulang ke Bosnik. Perjalanan pelayanan ini bukan hanya tentang pembagian Alkitab, tetapi juga pengingat akan kuatnya filosofi hidup yang dipegang oleh masyarakat Papua. "Kobenadi, Kofararur, Kofrar ro Yaf Manseren" adalah pepatah dalam bahasa Biak yang berarti "Kami akan selalu berdoa, bekerja, dan berlari di jalan Tuhan untuk suatu perubahan," ungkap Pdt. Jhon Baransano ketua klasis Aimando Padaido yang menemani tim dari LAI selama pelayanan SDK.

 

Kepada setiap orang yang berkunjung dan hadir membawa kebaikan, umat Tuhan di Biak-Numfor dengan hangat menyapa, "Jouw Suba! Salam shalom!" Mereka tidak hanya membuka pintu rumah mereka, tetapi juga hati menyambut datangnya Firman Tuhan yang membawa kehidupan baru.

 

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia