Penjemaatan Alkitab TB-2 dan KBUA di Nganjuk, Jawa Timur
Antara 14-16 September 2024 kemarin Lembaga Alkitab Indonesia hadir di kota Nganjuk. Kota ini jaraknya sekitar 3 jam perjalanan mobil dari Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Di tempat ini tim LAI yang dibantu oleh Kelompok Kerja Penggalangan Dukungan (KKPD) LAI Mitra Surabaya melakukan empat kegiatan sekaligus: presentasi Bulan Doa Alkitab, pameran terbitan LAI, seminar Alkitab TB-2 dan seminar Kabar Baik untuk Anak (KBUA).
Kegiatan ini sebenarnya merupakan tindak lanjut dari komunikasi antara Perwakilan LAI di Surabaya dengan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Setempat (PGIS) Kabupaten Nganjuk. Pada peresmian Kantor Perwakilan LAI di Surabaya, 6 Agustus 2024, Ketua PGIS Kabupaten Nganjuk, Pdt. W. Kristian Wijaya, mengajukan permintaan agar LAI juga bisa hadir di Nganjuk untuk memberikan pembinaan seputar Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2 (TB-2) yang baru terbit dan juga pembinaan Guru Sekolah Minggu menggunakan acuan Kabar Baik untuk Anak (KBUA) terbitan LAI. Permintaan ini direspons dengan positif dan kemudian ditindaklanjuti melalui persiapan bersama kedua belah pihak hingga akhirnya kegiatan tersebut bisa diwujudkan.
Sepanjang hari Minggu, 15 September, LAI melakukan presentasi dan seminar di 3 gereja di Nganjuk. Baik seminar dan pameran disambut penuh sukacita oleh umat Tuhan di Nganjuk. Banyak umat menginginkan LAI lebih sering hadir Nganjuk dan mengadakan pameran. Di sela-sela kegiatan Pdt. Kristian Wijaya mengajak mengunjungi jemaatnya, Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Aditoya. Lokasinya terletak di daerah yang sejuk di lereng Gunung Wilis. Penduduknya sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani.
Esoknya Senin, 16 September, LAI dan PGIS Kabupaten Nganjuk menyelenggarakan Seminar Alkitab TB-2 dan KBUA dengan narasumber tunggal: Pdt. Anwar Tjen, Ph.D., Kepala Departemen Penerjemahan LAI. Meskipun pemrakarsa penyelenggaraan seminar tersebut PGIS Nganjuk, namun seminar tersebut juga mendapatkan dukungan penuh dari berbagai organisasi gereja di Nganjuk: PPHTGD, PGPI, dan BKSGKK Nganjuk. Tempat seminar di GKJW Jemaat Nganjuk, yang terletak di pusat kota sehingga memudahkan para peserta seminar untuk menjangkaunya. Para peserta seminar terdiri dari: para pendeta, guru-guru agama, guru-guru Sekolah Minggu dan majelis-majelis gereja dari berbagai denominasi gereja, Protestan maupun Katolik, di Nganjuk. Awalnya panitia mengundang dan membatasi peserta sebanyak 150 orang. Namun, pada hari H, peserta yang hadir lebih dari 180 orang. Kebetulan hari Senin tersebut merupakan hari libur nasional.
“Saya bersyukur seminar mendapatkan dukungan penuh organisasi-organisasi gereja di Nganjuk, ini menujukkan pesan Kristus “Ut Omnes Unum Sint” agar semuanya menjadi satu menjadi perhatian seluruh gereja. Semoga melalui kegiatan ini terjalin kemitraan lebih lanjut gereja-gereja dengan LAI dan tercipta damai sejahtera dalam keesaan gereja,” tutur Pdt. W. Kristian Wijaya, Ketua PGIS Kabupaten Nganjuk. Lebih lanjut beliau mengucapkan terima kasih karena LAI berkenan hadir di Nganjuk memberikan pembinaan buat gereja-gereja. Harapannya ke depan LAI masih berkenan memberikan seminar-seminar lanjutan untuk gereja-gereja di Nganjuk dan sekitarnya.
Selama 3 jam seminar yang terbagi dalam dua sesi, para peserta diajak untuk memahami alasan-alasan mendasar mengapa terjemahan Alkitab harus diperbarui, contoh-contoh bagian teks yang diperbarui dan mendiskusikan berbagai hal seputar penerjemahan Alkitab secara umum: seperti teks sumber, penerjemahan nama Allah dan sebagainya.
Pada sesi kedua Pdt. Anwar mengajak bukan hanya Guru Sekolah Minggu ataupun Guru Agama, melainkan setiap keluarga kembali menyadari panggilannya sebagai tiang utama pembinaan dan pengajaran iman untuk anak-anaknya.
Mengutip dari Perjanjian Lama, Pdt. Anwar menegaskan: Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun (Ul 6.4-7). Pdt. Anwar menegaskan kembali, bahwa tanggung jawab pembinaan iman dan menceritakan kasih Allah dalam keluarga bukan hanya ada pada ibu tapi juga para bapak. Untuk membuat anak-anaknya mengerti, setiap orang tua harus menceritakan tentang kasih dan perbuatan baik TUhan berulang-ulang, terus-menerus, dalam berbagai kesempatan, seperti digambarkan Kitab Suci: di rumah, dalam perjalanan, saat berbaring maupun saat bangun tidur.
Semoga seminar TB-2 dan KBUA bukan hanya memberikan pemahaman dan pengetahuan baru, namun menggerakkan umat Tuhan di Nganjuk untuk semakin mencintai firman Tuhan dengan membaca dan merenungkannya setiap hari. Maka pujian Kitab Suci Hartaku, yang hari itu dinyanyikan bersama bukan sekadar slogan belaka. “Kitab Suci hartaku...tak ternilai hargamu...olehmu terungkaplah... siapa ku sesungguhnya...” (KJ. 51:1). Dengan membaca dan mencintai Kitab Suci, kita bisa bercermin dan kemudian menyadari, siapa diri kita, siapa Allah kita, dan bagaimana kita harus hidup menurut kehendak-Nya. Selamat merayakan Bulan Doa Alkitab. Alkitab untuk semua.
