Oleh Dr. Sigit Triyono
Proyek penerjemahan Alkitab untuk beberapa kelompok etnis minoritas di beberapa wilayah Cina masih berlangsung dan diperiksa secara berkala oleh Konsultan Penerjemahan dari Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (UBS). Semuanya dikoordinasikan dengan sangat baik oleh UBS Cina Partnership yang bekerja sama dengan CCC dan TPSM (Lembaga-lembaga Gereja tingkat nasional di Cina).
Tantangan yang dihadapi Gereja Protestan saat ini antara lain: Sejak pandemi Covid-19, jumlah kehadiran di kebaktian Minggu sedikit menurun. Hal ini disebabkan oleh dampak dari kebiasaan menghadiri kebaktian daring. Sebagian umat Kristen di Cina tetap melakukannya hingga saat ini. Secara spesifik, pimpinan Gereja di Kunming mengatakan bahwa jumlah orang yang dibaptis sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai 300 orang setiap tahun. Saat ini, rata-rata hanya sekitar 100 orang.
Tantangan lainnya adalah sebagian besar umat Kristen di Cina berusia tua. Pelayanan gereja yang dijalankan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan orang yang lebih tua. Di sisi lain, kaum muda semakin berkurang kehadirannya di gereja karena berbagai alasan. Hal ini mengakibatkan turunnya minat kaum muda untuk masuk seminari teologi secara umum.
Saya bertanya apakah mungkin untuk mendatangkan kaum muda di Indonesia untuk belajar teologi di Cina dan memenuhi kebutuhan pendeta di Cina. Hal ini mengingat banyaknya sekolah teologi di Indonesia (sekitar 300 sekolah) dan masih banyak peminatnya. Ketua TSPM menjawab bahwa sekolah-sekolah di Cina sangat terbuka. Banyak mahasiswa internasional yang datang untuk belajar di Cina. Namun, untuk menjadi pendeta gereja di Cina saat ini tidak memungkinkan, karena kebijakan pemerintah Cina yang mengharuskan semua gereja Cina dilayani oleh warga negara Cina.
Pertemuan dengan para pemimpin Gereja Katolik di Cina, baik di Beijing, Shanghai, maupun Kunming, sebagian besar berlangsung dalam suasana yang tidak formal. Para Uskup menyampaikan beberapa hal tentang komitmen yang dihasilkan dari pertemuan sebelumnya dengan UBS yang masih perlu ditindaklanjuti. Uskup Agung juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan UBS dalam pengadaan Alkitab untuk memenuhi kebutuhan umat Katolik di Cina. Delegasi UBS menyampaikan bahwa kemitraan dengan keluarga Katolik dalam menjangkau kaum muda semakin sinergis dengan penerbitan buku Perjanjian Baru Identity: Identified yang digagas oleh forum UBS Asia Pacific Catholic Affinity.
Identity: Identified diterbitkan sebagai tanggapan atas seruan Paus Fransiskus pada tahun 2018 dan dituangkan dalam dokumen Christus Vivit untuk menjangkau kaum muda Katolik. Sebagai edisi khusus, Perjanjian Baru ini dilengkapi dengan 24 artikel yang membahas tentang perjuangan kaum muda. Buku ini juga dilengkapi dengan link yang terhubung ke tayangan video YouTube, situs web, dan aplikasi. Versi bahasa Inggris telah diterbitkan dan diluncurkan oleh Lembaga Alkitab Selandia Baru pada tahun 2022. Edisi perdananya sudah diserahkan kepada Sri Paus oleh delegasi pemimpin UBS pada bulan Februari 2023. Buku ini diluncurkan kembali oleh Lembaga Alkitab Malaysia dan diadaptasi oleh Lembaga Alkitab Indonesia pada akhir tahun 2023.
Versi bahasa Indonesia dari Identity: Identified memiliki 25 artikel dan telah dipersembahkan kepada Sri Paus pada tanggal 6 September 2024 saat beliau berkunjung ke Jakarta. Harapannya, buku ini nantinya juga bisa diadaptasi ke dalam bahasa Mandarin bekerja sama dengan Gereja Katolik di Cina untuk menjadi teman bertumbuh anak-anak muda Katolik di Cina.
Pada hari Minggu, 15 September 2024, delegasi UBS menghadiri misa Minggu di Katedral Keuskupan Kunming, Provinsi Yunnan. Misa tersebut dihadiri oleh sekitar 500 orang. Suasana kebaktian sangat khidmat. Sebelum memulai Homili, Uskup Agung Joseph Ma memperkenalkan satu per satu delegasi UBS dan menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan ini dan atas bantuan UBS dalam pengadaan Alkitab bagi umat Katolik di Cina.
Dalam dialog seusai kebaktian, Uskup Agung menyampaikan banyak hal tentang sejarah pelayanan keuskupan di Provinsi Yunnan. Di antaranya adalah pemindahan Katedral dari pusat kota ke lokasi baru yang mampu menyediakan lahan yang sangat luas, tanpa meninggalkan ciri khas bangunannya. Pemangunan Katedral ini juga dibantu oleh Pemerintah Cina.
Uskup Agung menyampaikan rasa senangnya dan selalu terbuka untuk bekerja sama dengan UBS. Pasalnya, selama 39 tahun, UBS telah setia dan penuh pengorbanan melayani Gereja Katolik di Cina dengan menyediakan Alkitab bagi umat Katolik. Dengan situasi dan kondisi di Cina, UBS mampu memberikan bantuan konkret untuk kebutuhan peribadatan umat Katolik. Disebutkan bahwa salah satu hal yang memudahkan pelayanan UBS adalah karena tidak menyentuh isu politik.
Dari Yunnan delegasi UBS berikutnya mengunjungi seminari teologi di Nanjing dan Kunming. Kedua sekolah teologi ini juga didukung oleh Pemerintah Cina. Kebutuhan Alkitab untuk guru dan perpustakaan selama ini sangat didukung oleh UBS.
Seminari Teologi Nanjing Union merupakan seminari terbesar di Cina dan terbentuk dari gabungan 12 seminari. Seminari ini telah melayani gereja-gereja di Cina selama 72 tahun. Mereka sangat bangga dengan enam orang Doktor Teologi yang lulus dari seminari mereka tahun lalu. Tesis mereka berfokus pada topik-topik yang sangat menarik dan kontekstual. Seminari ini juga memiliki staf pengajar dengan gelar doktor dari universitas-universitas di luar negeri, baik di Amerika maupun Eropa.
Seminari Teologi Kunming menerima mahasiswa yang mewakili berbagai kelompok etnis dari provinsi Yunnan. Para mahasiswa itu adalah calon pelayan gereja yang dipersiapkan untuk melayani beragam etnis di Cina dan berkhotbah dalam bahasa masing-masing etnis tersebut. Tentunya umat Tuhan yang berasal dari beragam etnis ini juga membutuhkan Alkitab dalam bahasa ibu mereka, bahasa sehari-hari yang mereka mengerti dan pahami. Di sinilah pekerjaan menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa etnis minoritas di Cina menjadi suatu kebutuhan dan keharusan.
UBS memberikan bantuan konkret dalam pekerjaan penerjemahan gereja-gereja Cina dengan mengirimkan konsultan penerjemahan secara berkala. Bantuan tersebut juga mencakup penerbitan dan pendistribusian Alkitab dalam bahasa etnis minoritas. Bantuan dari UBS ini merupakan suatu kegembiraan bagi para mahasiswa dan staf pengajar.
Delegasi UBS juga mengunjungi dan berdialog dengan Amity Printing Company (APC). APC mencetak Alkitab untuk melayani kebutuhan umat Kristen dan gereja-gereja di seluruh Cina. Rata-rata, APC setiap tahun mencetak 15 juta Alkitab, dan 3-3,5 juta di antaranya khusus untuk umat Kristiani di Cina.
Sebagai penutup, kunjungan delegasi UBS dalam rangka meningkatkan sinergi dengan mitra pemerintah Cina, gereja Protestan, gereja Katolik, dan seminari di Cina telah memberikan kesan yang baik dan positif bagi kedua belah pihak. Kerja sama ini akan terus berlanjut agar pelayanan Alkitab di Cina tetap berjalan secara konsisten. Berbagai tantangan dan pergumulan yang dihadapi oleh mitra gereja dan seminari di Cina menjadi agenda doa bagi seluruh anggota UBS. Kerja sama konkret antara gereja-gereja di Cina dengan Lembaga Alkitab di masing-masing negara juga sangat terbuka untuk ditindaklanjuti. Semua ini demi visi menyebarluaskan Kabar Baik ke seluruh penjuru bumi. (tamat).