Seminar Alkitab TB 2, Pekan Alkitab Pangkalpinang 2025.
Setelah ibadah pembukaan Pekan Alkitab, acara berikutnya adalah Seminar Alkitab TB 2. Seminar ini dipimpin oleh moderator dari gereja setempat, dengan narasumber utama Bp. Hortensius Mandaru, SSL (akrab disapa Pak Tensi). Seperti seminar sebelumnya, LAI melalui Pak Tensi kembali menjelaskan kembali pokok-pokok penting mengenai perubahan kata dalam Alkitab Terjemahan Baru edisi ke-2 (TB 2).
“Intinya adalah pada revisi bahasa Indonesia, yang harus mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)!”, jelasnya ketika menanggapi salah satu pertanyaan peserta. Beliau juga menegaskan bahwa revisi terjemahan dilakukan karena berbagai factor, seperti perkembangan ilmu bahasa, perkembangan ilmu budaya, keberterimaan teks, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut menjadi dasar kuat untuk melakukan revisi terjemahan yang memakan waktu lebih dari 20 tahun.
Dalam sesi tanya jawab, Pak Tensi juga dengan sabar dan bijaksana mendengar aspirasi, serta menjelaskan dengan baik segala hal yang ditanyakan.
“Jadi, LAI ini menerjemahkan langsung dari bahasa asli. Teks-teks terjemahan dalam berbagai bahasa lain hanya dijadikan bahan perbandingan,” jawabnya kepada salah satu peserta yang menanyakan apakah LAI menerjemahkan dari bahasa asli atau Inggris.
Beberapa peserta juga menyampaikan keresahan mereka terkait perbedaan nuansa antara terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, yang menurut mereka, lebih menyentuh perasaan. Menanggapi hal tersebut, Pak Tensi menekankan, “Kadang hal-hal seperti itu sudah masuk ranah penafsiran. Kami hanya setia pada teks asli, sesuai dengan apa yang tertulis.”
Menjelang pukul 18.00 WIB, seminar ditutup dengan pembagian hadiah doorprize, doa penutup, serta sesi foto bersama. Setelah itu, seluruh peserta menikmati makan malam bersama. Malam itu diakhiri dengan ramah tamah dan diskusi penuh kebahagiaan.
Pekan Alkitab Pangkalpinang masih akan berlangsung hingga tanggal 11 September 2025 di GBI Pulau Bangka, dengan rangkaian kegiatan lomba, pameran terbitan LAI, serta koleksi Museum Alkitab.