Maka, ketika melihat saudara sebangsanya dianiaya oleh orang Mesir, tanpa pikir panjang Musa memukul dan membunuh orang tersebut. Tidak diduga, persoalan itu jadi berbuntut panjang. Musa, bukan hanya ditolak oleh orang sebangsanya, bahkan Firaun sendiri berikhtiar untuk menyingkirkan "cucunya" itu (ayat 15). Untuk menghindari upaya pembunuhan orang Mesir itu, ia lari ke Median.
Pelarian Musa ke Midian merupakan kesempatan Tuhan untuk membentuk dan mendidik Musa dari awal lagi. Ambisi orang muda yang penuh dengan idealisme dan revolusioner diredam dengan menetap dan membina keluarga serta bekerja sebagai gembala ternak bagi mertuanya. Musa belajar untuk tidak tergesa-gesa dan menonjolkan diri sendiri. Sebaliknya ia belajar menantikan waktu Tuhan dan menyesuaikan diri dengan cara-Nya.
Sahabat Alkitab, banyak pelajaran berharga yang kita dapat dari kegagalan kita. Asalkan kita mau bangkit lagi dan belajar lagi dari awal setiap kali menghadapi kegagalan. Tuhan mempunyai rencana besar untuk anak-anak-Nya dan untuk keselamatan banyak orang. Namun, Ia tidak dapat memakai orang yang mengandalkan diri sendiri. Kita harus belajar mengikuti rencana dan cara Allah, bukan mengandalkan kemampuan dan hikmat kita sendiri. Jika kita gagal mungkin hal itu disebabkan oleh ketergesa-gesaan kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Karena itu, mari belajar dari Musa yang gagal dan mau bangkit lagi. Belajar memahami rencana-Nya dan menaati sepenuhnya petunjuk firman-Nya.
Salam Alkitab untuk Semua.