Babel menjadi sebuah diksi yang digunakan dalam berbagai bidang untuk menggambarkan sebuah daya yang begitu kokoh, merusak, dan seolah-olah tidak tertandingi. Mungkin pemaknaan tersebut berasal dari kondisi mental bangsa Yehuda atas Babel yang telah memporak-porandakan tanah air mereka. Mereka membayangkan kerajaan itu bagaikan tembok yang tidak bisa ditembus oleh apapun. Namun melalui nubuat Yesaya, Tuhan mengingatkan bahwa betapapun Babel nampak kokoh dan tidak tergoncangkan, semuanya akan runtuh di hadapan kedigdayaan Tuhan yang tak tertandingi.
Hal itulah yang menjadi fokus Firman Tuhan pada bacaan kali ini. Allah pasti akan membebaskan dan menyelamatkan Israel, bahkan raja dari sebuah kerajaan asing pun menjadi alat Tuhan untuk menegakkan penyelamatan-Nya. Hal itu bukan berarti Tuhan tidak berdaya dan harus mengandalkan Tuhan dari tempat asing, justru Koresy, sang Raja Persia itu beserta bala tentaranya hanyalah alat Tuhan untuk menyelamatkan Yehuda. Jika Allah telah berkehendak dan berketetapan melakukan sesuatu pada kehidupan umat-Nya, maka segala sesuatu dimungkinkan dan pasti terjadi.
Sahabat Alkitab, mungkin saat ini kita tengah diperhadapkan pada ‘Babel’ yakni pergumulan dan hambatan dalam hidup yang seolah-olah mengerdilkan dan membuat kita tidak berdaya. Tuhan mengingatkan kita untuk menaruh pengharapan kepada-Nya. Segala sesuatu dapat dipakai-Nya bagi kebaikan kita. Dengan demikian tidak ada lagi kuasa yang dapat menghimpit serta menghancurkan kita lagi. Teruslah hidup dalam pengharapan kepada-Nya.