Kisah Salomo dengan kejatuhannya diawali ketika ia mempergunakan Hikmatnya untuk membuat dirinya semakin kaya dan terkenal. Inilah awal kejatuhannya sebagai Raja. Dalam ayat bacaan kita saat ini, Salomo diperlihatkan sebagai Raja yang mencintai banyak wanita asing. Memiliki 700 istri dari kaum bangsawan dan 300 gundik/selir. Sebagian dari perkawinannya itu hanyalah untuk alasan politik atau untuk mengokohkan perjanjian yang dibuat dengan raja-raja lain. Bahkan lebih dari pada itu, Salomo mulai tidak setia dan berpaling dari Tuhan dengan beribadat kepada ilah-ilah lain yang disembah oleh istri-istrinya. Akibatnya, kerajaan Salomo mulai menghadapi berbagai persoalan yang berasal dari musuh-musuhnya baik dari dalam maupun dari luar Israel. Padahal jelas bahwa dalam tradisi Israel laki-laki Israel diperintahkan untuk tidak menikah dengan perempuan asing karena mereka akan tergoda dan beribadat kepada allah-allah sembahan istri-istrinya itu.
Namun untuk memenuhi panggilan politik dan hasrat kemanusiaan, Salomo akhirnya mendua dan berpaling dari TUHAN. Salomo pun menyembah kepada Asytoret dewi kesuburan bangsa Kanaan, menyembah Milkom dewa kejijikan yang disembah dengan mengorbankan manusia. Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan berbeda dari DAUD ayahnya.
Cobalah kita bhayangkan bagaimana seorang yang dikatakan penuh HIKMAT, dapat beralih keyakinan dan melupakan ajaranNya. Seorang Salomo yang dijadikan panutan bagi umat manusia karena situasi dan kondisi politik serta hasrat manusiawi menjadikan hatinya tidak lagi fokus pada Tuhan sang pemelihara, dan sumber HIKMAT. Seorang Salomo yang katanya dijadikan sebagai contoh bapa berhikmat dapat mendua hatinya dan melakukan kekejiaan di mata Tuhan.
Kita manusia diberikan hati untuk bisa merasakan kasih setia TUHAN yang besar. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita menjadi pribadi yang berkomitmen untuk tetap setia di dalam TUHAN? Apakah kita menjadi pribadi yang hanya berjanji dalam ucapan dan kata-kata? Setidaknya Salomo menjadi contoh bahwa keadaan mampu merubah komitmen dan janji setia di dalam Tuhan.
Sahabat Alkitab, kita adalah bagian dari orang-orang yang telah berkomitmen untuk mengikuti Kristus dan hidup dalam kesetiaan pada Allah. Karena itu dalam situasi apapun, besar masalah di sekitar kita, tetaplah percaya kemahakuasaan TUHAN. Tetaplah fokus pada TUHAN sumber solusi. Kepintaran dan kecerdasan manusia kita tidak menjamin kesetiaan kita akan Sang Pemberi HIKMAT itu. Karena itu, jangan sekali-kali memberi cela pada nafsu dunia yang akan menghancurkan komitmen dan kesetiaan kita pada TUHAN. Hati yang mendua adalah kekejian Bagi Allah.
Tuhan menolong kita agar dalam situasi apapun komitmen kita untuk melayani Tuhan dan melaksanakan pekerjaan pewartaannya di bumi Nusantara ini akan terus dilakukan. Tuhan memberkati.
Salam Alkitab Untuk Semua.