Pada masa kini kita melihat banyak orang berlomba untuk mencapai kejayaan dan kemuliaan. Keberadaan tersebut dicapai melalui segala cara bahkan yang tidak etis sekalipun asalkan kekuasaan berada di genggaman tangan. Akibatnya kita melihat gejala keegoisan yang menguat di tengah-tengah masyarakat kita. Hal tersebut berbeda dengan apa yang Yesus kerjakan. Ia dimuliakan oleh Allah justru melalui penderitaan, bahkan direndahkan sedemikian rupa.
Dalam memotret realita tersebut, penulis Ibrani mencoba untuk menyandingkan posisi Yesus dengan malaikat. Di kepercayaan orang Yahudi, malaikat merupakan makhluk surgawi yang diutus Allah untuk menyampaikan pesan kepada manusia. Sebagai sang Anak Allah, Yesus tentu saja lebih tinggi dan mulia dibandingkan dengan para malaikat. Namun demi menyelamatkan umat manusia, Yesus menjadi manusia lemah seperti kita dan digambarkan lebih rendah daripada malaikat. Akan tetapi sesudah penderitaan dan kebangkitan-Nya, Ia akan dimuliakan dan lebih tinggi daripada mereka. Allah telah membangkitkan dan memasukkan Ia ke dalam “kemuliaan dan hormat”, yaitu duduk di sebelah kanan-Nya (1:3; 10: 12; 12:2). Apa yang dikerjakan Allah dalam Yesus bertujuan supaya oleh anugerah Allah, Ia mengalami maut untuk semua manusia (ayat 9). Dalam penderitaan dan maut itulah Yesus menjadi penebus bagi semua orang atas dosa mereka.
Sahabat Alkitab, Yesus memilih untuk menderita dan direndahkan demi tugas penyelamatan untuk menggenapi perutusan-Nya, sungguh ironis bila kita dibutakan oleh pengejaran akan kedudukan serta kekuasaan duniawi. Lantas apakah kita harus menjauhi kedudukan yang tinggi atau kekuasaan? Tentu saja tidak demikian. Namun itu semua bukanlah tujuan utama kita, melainkan hanya sarana untuk memuliakan nama-Nya. Seperti Yesus yang menanggalkan segala ‘hak istimewa-Nya’ dan merengkuh penderitaan, demikian juga kita diundang untuk memberi diri bagi sesama dan berproses menjadi pribadi-pribadi yang rendah hati. Itulah yang menjadi pembeda bagi orang-orang yang mempercayai-Nya dan telah menerima penyelamatan Allah.