Karena kebesaran iman umat Israel tidak berhasil menghancurkan mereka melalui fitnahan dan berita bohong yang disebarkan, maka penduduk Yerusalem mulai melakukan strategi lain yaitu dengan cara mendekati pemerintah secara politik. Surat gugatanpun dilayangkan kepada raja supaya mengusir orang-orang Israel. Surat gugatan itu tetap masih berisi fitnahan berdasarkan ketakutan mereka yang tidak beralasan. Mereka seperti orang-orang yang paranoid dan pobia melihat kedatangan orang asing di negerinya, lalu melihat orang-orang asing itu sebagai ancaman yang harus dimusnahkan.
Ketakutan memang dapat membuat seseorang kehilangan kendali diri. Karena takut kehilangan wibawa dan harga diri, seseorang bisa saja menjadi pemarah dan arogan terhadap bawahannya. Padahal dia sangat dihormati. Karena takut kehilangan orang yang dicintai, seseorang bisa menjadi pecemburu buta dan sangat posesif. Padahal pasangannya sangat sayang kepadanya. Karena takut tidak punya uang, seseorang bisa berhutang, padahal dia masih punya uang. Seperti juga penduduk di Yerusalem itu. Karena takut tanah mereka dikuasai orang Israel, mereka melakukan segala cara untuk menjatuhkan orang Israel. Ketakutan yang tidak beralasan adalah ketakutan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi.
Sahabat Alkitab, janganlah hidup kita dikuasai ketakutan-ketakutan akan sesuatu yang belum tentu terjadi. Jika hal itu kita lakukan, kita dapat melakukan hal-hal yang tidak hanya merugikan diri kita sendiri tatapi juga merugikan orang-orang di sekitar kita. Ketakutan yang beralasan akan membuat kita menjadi orang yang buruk dan jahat di mata orang lain. Mari belajar mawas diri, sabar dan tenang menghadapi segala sesuatu. Ketakutan memang tidak bisa dihindari, namun janganlah sampai ketakutan itu menghancurkan diri kita sendiri.