Penyesalan harus dibarengi dengan pertobatan, dan pertobatan harus dibarengi dengan komitmen Sejati, harusnya ini merupakan tahapan penting dalam istilah pertobatan. Apakah hal ini dilakukan oleh orang Kristen saat ini, atau hanya pada tahap penyesalan saja?
Kita belajar dari orang Israel pada Nehemia 9 : 26 – 38, mereka sadar bahwa mereka adalah budak, mereka sudah berdosa selama ini kepada Tuhan, dan selanjutnya mereka menutup di Nehemia 9:37 “Tanah itu menghasilkan banyak bagi raja-raja yang telah Kautetapkan atas kami karena dosa-dosa kami”
Mereka bertobat karena mereka telah sadar betapa besar dosa mereka. Tetapi pertobatan yang sejati tidak cukup dengan menangisi dosa. Pertobatan menuntut komitmen untuk hidup suci. Pertobatan yang sejati menggerakkan orang-orang yang bertobat untuk mengikat janji kepada Tuhan dengan suatu perasaan hati yang sungguh-sungguh. Pertobatan sejati menuntut komitmen yang sejati. Itulah sebabnya seluruh orang Israel mengikat janji di hadapan Tuhan, baik para pemimpin politik (termasuk kepala daerah), maupun para pemimpin agama (para imam). Apakah yang mendorong mereka mengikat perjanjian ini? Kesadaran akan kesalahan para pendahulu mereka, inilah yang membuat mereka mengikat perjanjian kepada Tuhan.
Demikian juga dengan kita, marilah kita membangun komitmen Sejati didalam Tuhan, bukan hanya sekedar penyesalan dengan tangisan.