Ada pepatah Tiongkok yang kira-kira bunyinya, demikian: “Jika ada orang merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain, pada saat itu dia sudah melawan kuasa yang lebih besar.” Pepatah ini tentu memiliki arti yang sangat dalam. Dalam budaya kita juga sering kita dengar ada pepatah, “Jangan sombong, masih ada langit di atas langit.” Dan banyak nasihat-nasihat bijak lainnya yang mengingatkan kepada kita untuk selalu “eling” pada siapa diri kita. Demikian juga dalam Kitab Pengkhotbah kita menemukan kalimat yang mengingatkan bahwa kita ini tidak ada bedanya dengan binatang. Sama-sama bisa mati. Binatang sering diposisikan sebagai makhluk yang rendah dan hina. Jika ada orang yang memandang manusia lain yang miskin dan hina, itu sama artinya kita menempatkan mereka setara dengan binatang. Padahal kita sendiri tidak berbeda dengan mereka.
Nasihat ini diungkapkan Pengkhotbah karena begitu banyaknya kejahatan di muka bumi ini. Keadilan dan kebaikan digantikan dengan kejahatan. Siapakah pelaku kejahatan itu? Yaitu mereka yang menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Orang yang sombong dan lupa diri, lalu dengan kedudukannya itu dia menindas dan berbuat tidak adil kepada sesamanya. Sekali lagi, Pengkhotbah mengingatkan kita ini tidak ada bedanya dengan binatang. Sama-sama akan mati. Kita ini sebutir debu di alam semesta ini, tidak ada apa-apanya, bahkan tak terlihat oleh kuasa yang lebih besar. Dari debu kita berasal, kepada debu kita kembali. Lebih baik kita menikmati pekerjaan kita masing-masing dengan gembira dan senang, daripada sibuk mengukur diri sendiri dengan keberhasilan orang lain.
Sahabat Alkitab, ketika kita berjumpa dengan orang lain, entah di manapun, mari kita selalu eling dan mawas diri. Jangan sombong dan jangan mengukur keberhasilan diri kita dengan keberhasilan orang lain. Sebab jika semua itu kita lakukan, berarti kita sudah melawan kuasa yang lebih besar, yaitu Allah kita. Ingatlah kita ini hanyalah butiran debu. Kita semua tidak tahu kapan kita akan mati. Karena itu, nasihat Pengkhotbah yang patut kita lakukan adalah lebih baik kita belajar menikmati hasil kerja kita dengan gembira dan rasa syukur. Itu saja sudah cukup kita jadikan pegangan dalam menghargai hidup.
Salam Alkitab Untuk Semua.