Paulus mengingatkan dan menghimbau agar jemaat yang terpecah-pecah itu memandangnya, juga Petrus dan Apolos, serta setiap pemimpin jemaat sebagai pelayan atau hamba-hamba Kristus, dalam pengertian yang sebenar-benarnya seorang hamba, yang dipercayakan menjadi pemberita Injil (rencana atau rahasia Allah). Sebagai hamba, mereka dituntut untuk setia hanya kepada satu tuan yaitu Kristus. Paulus tidak begitu peduli tentang pandangan orang dan jemaat tentang dirinya entahkah itu pandangan yang baik atau berpandangan buruk, bahkan juga tentang pandangannya terhadap dirinya sendiri. Baginya yang terpenting adalah pandangan Allah tentang dirinya. Paulus juga menghimbau hal yang sama kepada jemaat, agar mereka tidak buru-buru menghakimi sesamanya, biarlah Tuhan yang sungguh mengetahui hati nurani manusia yang melakukannya.
Sahabat Alkitab, jangan mengambil alih hak dan wewenang Allah! Satu-satunya yang berhak menghakimi manusia hanyalah Allah. Jangan menghakimi orang lain, jangan juga menghakimi diri sendiri, sebab baik orang lain maupun diri kita sendiri adalah milik Allah, dan hanya Dia yang tahu tentang isi hati manusia sampai pada tingkat motif terdalam. Seseorang bisa terlihat baik, melakukan apa yang baik, tapi siapa yang tahu motivasi terdalamnya? Seseorang juga bisa terlihat buruk, tapi siapa yang tahu akan kerinduan terdalamnya? Allah mengenal milik kepunyaan-Nya. Ia tahu segala motivasi kita dalam bekerja dan melayani-Nya. Dan Dia akan menghakimi semua kita atas apa yang ada di dalam hati kita, yang tersembunyi, yang tidak dapat dilihat oleh satu manusia pun. Siapa yang didapatinya bersih dan murni hingga ke dalam isi hati terdalamnya, dialah yang akan menerima pujian dari Allah. Janganlah berniat untuk menghakimi sesama, menilainya benar atau salah, sebab kita pun belum tentu lebih baik darinya.
Semua orang adalah milik Tuhan, semua sama di hadapan-Nya, semua dikenal-Nya dengan amat dekat. Biarlah Allah yang menjadi hakim di antara kita manusia.
Salam Alkitab Untuk Semua