Ayat 12 merupakan rangkuman seluruh isi Taurat dan Nabi-nabi dan umumnya dikenal sebagai “Aturan Kencana” kehidupan Kristen. Nah, barangkali kita penasaran: Mengapa aturan yang terkesan sederhana ini justru menjadi prinsip yang tidak mungkin seutuhnya kita hayati? Pertama, kita harus jujur, kita telah menjadi terlalu egosentris. Ya, dalam banyak hal. Semuanya, menurut kita, harus sesuai dengan keinginan kita. Ketika kita melihat orang lain berlaku sama, kita pun menganggap sikap seperti ini sudah menjadi prinsip atau normatif. Kedua, ternyata nilai yang terkandung dalam “Aturan Kencana” tersebut cukup universal. Di Tiongkok, India, dan Yunani beredar prinsip atau nilai yang mirip dengan ini. Oleh sebab itu, kita merasa tidak ada yang istimewa. Yang terlalu jelas atau umum sering kali menjadi yang terabaikan.
Sahabat Alkitab, siapa di antara kita yang bersedia disakiti? Jawabannya tentu saja: Tidak ada, tetapi alasan orang mencederai sesamanya bisa bermacam-macam. Ada dua pendekatan. Orang mungkin menyakiti karena ia hendak meredakan rasa sakit yang dialaminya; ia mau membalas. Atau, sebagian memilih untuk tidak menyakiti karena ia tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama. Sikap yang kedua harus kita akui menjadi pilihan yang paling sulit. Akan tetapi, justru itulah yang dituntut oleh Tuhan Yesus. Itulah bagian dari “pintu yang sempit’ yang mesti dilalui orang orang percaya, tanpa terpengaruh oleh cara orang lain memperlakukan kita.
Salam alkitab untuk semua.