Tulang-tulang orang mati yang sudah muncul sejak awal nubuatan Yehezkiel pada perikop ini adalah kematian bangsa Israel yang diakibatkan oleh perilaku keberdosaan mereka kepada TUHAN. Meski demikian, TUHAN tidak membiarkan itu semua menjadi akhir dari hidup bangsa Israel. TUHAN masih, untuk kesekian kalinya, memberikan inisiatif dalam menyelamatkan dan memberikan hidup bagi umat yang telah berulang-kali berdosa serta melanggar perjanjian-Nya.
Pernyataan ini memang tidak ditujukan oleh TUHAN sebagai sebuah nubuatan penghukuman atau kesengsaraan bagi bangsa Israel, melainkan sebagai sebuah bentuk pemulihan. Melalui pernyataan ini pula TUHAN sedang menegaskan tentang otoritas-Nya di hadapan umat. TUHAN menunjukkan bahwa tulang-tulang yang telah tertimbun akan kembali mendapatkan daging dan dapat bangun ketika TUHAN berkehendak untuk mewujudkannya. Nubuat pemulihan pada perikop ini juga telah menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa hidup mereka hanyalah bergantung pada TUHAN.
Proses kembalinya hidup tulang-tulang orang mati yang bertumpukan telah mengingatkan kita kepada proses penciptaan manusia untuk pertama kalinya, yakni pada saat TUHAN menghembuskan nafas kehidupan kepada manusia. Nafas hidup dari TUHAN itulah yang menjadikan manusia hidup! Pernyataan ini sangatlah berarti bagi bangsa Israel yang bergumul di tengah pembuangan pada saat itu. Namun, nubuatan pemulihan dan hembusan nafas hidup dari TUHAN yang membangkitkan tualng-tulang kering telah menjadi sebuah pengharapan bagi jiwa yang lesu.
Sahabat Alkitab, firman TUHAN pada saat ini menjadi sebuah pengingat bagi kita di masa sekarang mengenai otoritas TUHAN atas jalannya kehidupan. Nafas hidup dari TUHAN adalah penggerak utama tubuh dan jiwa, bukan hanya untuk beraktivitas tetapi sebagai faktor utama keterhubungan antara manusia dengan TUHAN dalam setiap menit kehidupannya. Inilah yang kita butuhkan di sepanjang masa hidup di dunia, entah dalam susah maupun senang, entah duka maupun suka.