Klarifikasi fakta mengenai kewarganegaraan Rum yang dimiliki oleh Paulus di hadapan para perwira Romawi ini telah menunjukkan bahwa kewarganegaraan itu adalah barang mahal yang sangat didambakan oleh banyak orang. Maklum saja, banyak keuntungan yang akan didapatkan oleh seseorang yang memiliki kewarganegaraan tersebut. Itulah mengapa, si kepala pasukan keheranan atas diri Paulus yang memilikinya karena ia sendiri harus melakukan banyak hal dengan ongkos yang mahal untuk mendapatkan kewarganegaraan Rum. Dengan kata lain, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kewarganegaraan Rum pada saat itu merupakan hal penting yang tidak dimiliki oleh semua orang.

Hak istimewa yang dimiliki oleh Paulus, yakni kewarganegaraan Rum yang melekat pada dirinya sejak lahir, tidak lantas menjadikannya lupa daratan, maupun congkak dalam pikiran dan hati di hadapan TUHAN. Hal ini dibuktikan dengan keputusannya untuk meninggalkan segala kenyamanan hidup sebagai orang terpandang di tengah komunitas Yahudi pada umumnya dengan mengambil keputusan untuk menjadi pengikut Yesus Kristus. Pada saat perjumpaan pertamanya dengan Yesus Kristus, Paulus pun menunjukkan adanya kerendahan hati untuk bersedia mendengar dan menuruti perkataan dari suara Sang Kebenaran. Paulus tidak meninggikan dirinya maupun menjadikan dirinya bebal. Padahal, ada banyak hak istimewa yang dapat membuat ia menjadi congkak, entah di hadapan sesama manusia maupun pada saat ia merespons suara Yesus Kristus, sosok yang pada awalnya sedang ia lawan.

Sahabat Alkitab, kita perlu menilik banyak aspek dalam kehidupan kita secara serius agar tidak terjebak pada sikap beriman yang justru tidak sehat bagi pertumbuhan iman itu sendiri. Secara khusus, di tengah budaya hidup yang seringkali menekankan aspek hak istimewa atau pengejaran terhadap privilege tertentu dapat menjadi celah bagi kita untuk justru bersikap pongah. Padahal, sikap Paulus yang muncul pada bacaan hari ini justru menunjukkan bahwa semua keistimewaan yang ia miliki bahkan sejak kelahirannya tidaklah serta-merta membuat ia menjadi angkuh. Secara khusus, bagi Paulus sebagai pengikut Kristus segala perubahan yang terjadi secara total merupakan hasil dari perjumpaan antara ia dengan Kristus, yang membuat ia lebih mementingkan relasi iman dengan Yesus Kristus dibanding segala keuntungan duniawi akibat hak-hak istimewa yang ia miliki. Jadi, marilah kita bertanya, manakah hal yang paling penting bagi kita dalam kehidupan ini?