Salah satu perbedaan antara seorang kolektor dengan sekadar pengguna adalah pada cara pandang dalam menilai sesuatu. Misalnya, seseorang yang sekedar pengguna mobil cenderung tidak akan tertarik untuk memelihara sebuah mobil yang tergolong usang secara umur maupun model. Bagi para pengguna, mereka akan lebih memikirkan nilai efisiensi, efektivitas dan ekonomis yang tidak akan merepotkan mereka. Namun, bagi para kolektor tidak akan menilai sebuah mobil hanya berdasarkan hal-hal tersebut. Mereka akan mempertimbangkan nilai sejarah dan kesenian yang membangun ikatan sentimental antara mereka dengan mobil tersebut. Itulah mengapa, ada sebuah mobil yang dianggap bernilai rendah oleh beberapa orang padahal dinilai dengan begitu tinggi oleh segelintir orang lainnya. Kurang lebih, hal ini juga dialami oleh orang-orang Israel.
Tuhan memandang bangsa Israel dengan ikatan sentimental yang begitu besar. Itulah mengapa, Tuhan selalu menyediakan ruang pemulihan dan pembaharuan bagi mereka. Padahal, orang Israel sudah berulang kali melakukan kesalahan dan melanggar perjanjian iman antara mereka dengan Tuhan. Sikap Tuhan ini jugalah yang muncul kepada bangsa Israel yang sedang mengalami pembuangan. Pada bagian sebelumnya, Tuhan sudah menegur mereka dan menyingkapkan segala keberdosaan yang begitu berat yang mereka lakukan di hadapan Tuhan. Namun, Tuhan tidak melepaskan mereka begitu saja. Tuhan pun tidak meninggalkan mereka hidup dalam keadaan luntang-lantung, entah secara fisik maupun iman. Tuhan justru ingin memulihkan mereka dari segala keberdosaan dan merestorasi hidup mereka. Semuanya terjadi karena Tuhan memandang dan menilai umat-Nya dengan penuh kasih dalam ikatan rasa yang begitu intim.
Sahabat Alkitab, renungan firman Tuhan pada hari ini telah menunjukkan salah satu contoh romantisme Sang Ilahi dalam menilai dan memperlakukan umat-Nya. Kiranya, firman ini pun menjadi penghibur sekaligus pengingat iman bagi setiap orang yang bergumul maupun merasa terasing di tengah pergumulan yang begitu berat.