Salah satu dampak negatif dari kehadiran sebuah pergumulan adalah kesulitan untuk melihat dan memahami situasi hidup secara lebih menyeluruh. Itulah mengapa, tidak sedikit manusia yang sedang menghadapi masalah atau pergumulan justru mengambil keputusan yang keliru. Hal ini tidak melulu karena ketidaktahuan dia dalam melakukan pertimbangan pengambilan keputusan, melainkan bisa juga disebabkan oleh cara pandang yang sedang tertutup pada dirinya. Masalah seringkali memberikan tekanan emosi dan beban pikiran yang begitu berat hingga memaksa seseorang menjadi begitu sulit untuk memahami situasi hidupnya secara lebih sehat dan menyeluruh. Kondisi ini dapat terjadi pada setiap manusia, bahkan bagi seorang nabi seperti Yeremia.
Perkataan Tuhan yang muncul pada kelima ayat ini disampaikan kepada Yeremia ketika ia sedang berada dalam kurungan sebagia hukuman penguasa politik yang tidak menerima kritik kenabiannya mengenai bangsa Israel. Di tengah kondisi hidup yang serba terbatas itulah, Yeremia mengalami semacam keterbatasan cara pandang, entah secara harafiah maupun iman. Mungkin saja Yeremia mempertanyakan perihal masa depannya yang justru terpenjara, padahal ia sudah bekerja sesuai perintah Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan pun hadir dan menyadarkan spiritualitas Yeremia untuk selalu menaruh perhatian dan semangatnya hanya kepada-Nya. Tuhan mengarahkan Yeremia agar berseru kepada-Nya, di tengah segala himpitan, keterbatasan dan beban yang ia rasakan di dalam kurungan.
Sahabat Alkitab, sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, kita mungkin saja ingin menyerah mengharapi masalah. Situasi hidup yang penuh pergumulan memang dapat memaksa kita untuk pasif akibat beban pikiran maupun tekanan perasaan yang begitu menyulitkan kita untuk berpikir jernih. Namun, firman Tuhan hari ini telah memberikan undangan bagi kita untuk berseru kepada Tuhan. Pada saat kita berseru kepada Tuhan lah kita dimampukan untuk melihat lebih luas dan melangkah lebih jauh dari beragam pergumulan yang sedang menghalangi kehidupan kita.