Restorasi yang Tuhan akan lakukan bagi bangsa Israel memang bersifat lengkap. Tuhan akan mengembalikan efektivitas hidup mereka sebagai bangsa yang merdeka dan hidup dalam perlindungan-Nya. Ia juga akan mengembalikan fungsi tanah yang begitu berharga bagi bangsa Israel. Bahkan, Tuhan jugalah yang akan menjadi keadilan bagi mereka. Semua iitu dilakukan Tuhan bukan sekadar demi memuaskan atau memenuhi kebutuhan mereka sebagai makhluk hidup, melainkan juga sebagai bentuk pemeliharaan iman mereka. Seluruh tindakan restoratif itu akan menjadi bagian dari keterhubungan yang kembali vital antara mereka dengan Tuhan.
Sahabat Alkitab, renungan firman Tuhan pada hari ini telah menunjukkan bahwa segala pembaharuan dan pemulihan dari Tuhan tidaklah sekadar pemenuhan kebutuhan kita sebagai makhluk hidup. Hal ini juga berarti setiap berkat yang kita alami tidaklah semestinya dinikmati secara egois atau menempatkan diri kita sebagai pusat dari karya restoratif Tuhan. Justru, kita perlu menyadari bahwa setiap karya Tuhan tersebut semestinya kita respons dengan kesediaan untuk berelasi semakin intim bersama-Nya.
Sungguh disayangkan ketika seorang umat Tuhan yang mengalami kenikmatan pemulihan, justru bersikap sangat egosentris. Ia menyangka bahwa seluruh kondisi hidupnya tersebut adalah ‘hadiah’ eksklusif yang cukup dialami satu arah. Ia gagal memahami bahwa pemulihan Tuhan tidaklah berhenti pada segala hal yang bersifat materiil, melainkan juga merasuk hingga kualitas imannya sebagai umat Tuhan. Artinya, setiap umat yang menyadari bahwa Tuhan sedang memulihkan hidupnya perlu mengupayakan terciptanya trasnformasi relasi dan menjalankan vitalitas imannya yang sejati.