Yang mengaruniakan logika dan iman adalah Allah yang sama dan satu, masakan Ia memberikannya untuk dipertentangkan?
Israel terdesak dan berada dalam berbagai-bagai masalah oleh karena kesalahan dan dosa mereka sendiri. Untuk keluar dari itu mereka menjalin persekutuan dengan bangsa-bangsa yang ada di sekeliling mereka, yaitu Mesir dan Asyur. Mereka menggantungkan diri kepada bangsa yang sama sekali tidak mengenal Allah karena itu apa yang ada pada merek justru diambil, yaitu kekuatan mereka. Israel melupakan bahwa yang selama ini memberikan kekuatan dan membebaskan mereka dari tangan musuh sejak masih di Mesir adalah Allah dan yang membawa mereka masuk ke tanah perjanjian juga adalah Allah. Dengan pikiran mereka, Israel melihat kekuatan besar dari kedua bangsa itu, Israel bergantung pada kekayaan, kejayaan, dan kekuatan perang dari Mesir dan Asyur. Iman mereka telah terdegradasi hingga pada titik terendah sehingga tidak dapat melihat kekuatan dan kuasa Allah yang melebihi segalanya.
Sahabat Alkitab, mempercayai Allah sebagai pribadi yang Mahakuasa apakah sebuah tindakan iman atau logika? Dapatkah kita menarik garis pemisah yang tegas di antara keduanya? Adakah Allah yang sama mengaruniakan dua hal yang saling bertentangan? Sekali-kali tidak! Mempercayai Allah adalah sebuah tindakan iman sekaligus logika, sebab hanya orang bodoh lagi tidak beriman yang tidak mempercayai adanya Pribadi yang kuasa-Nya melebihi kuasa manusia. Iman dan logika ibarat kemudi dan roda, yang satu mengarahkan gerak dari yang lainnya. Logika manusia bersumber dari Allah Yang Mahatahu dan iman bersumber serta tertuju pada Allah sendiri. Saat logika mengalahkan iman maka liarlah manusia, dan saat iman mengalahkan logika maka matilah kreativitas dan karya manusia.
Belajarlah dari nenek moyang bangsa Israel, Abraham. Tindakannya yang mempercayakan diri pada Allah dalam sebuah perjalanan yang ia tidak ketahui arahnya adalah sebuah tindakan beriman yang sangat logis
Salam Alkitab Untuk Semua