Menjadi Biasa & Sederhana

Renungan Harian | 20 November 2020

Menjadi Biasa & Sederhana

Iblis tidak melulu berwajah seram, seperti yang digambarkan oleh acara-acara ataupun media-media. Ia berganti rupa dan melebur dengan perkembangan zaman. Caranya begitu halus hingga anak-anak Allah acap tidak menyadari muslihatnya. Jalan pintas menuju kesejahteraan, kekuasaan, dan (atau) kedudukan sering dijadikan celah untuk menjatuhkan iman anak-anak-Nya. Sangat disayangkan, tidak sedikit orang Kristen yang tejerembab di dalamnya. Contoh sederhana, kita bisa melihat perpecahan yang terjadi di gereja atau komunitas Kristen.

Terjadinya selisih paham dan haus akan kekuasaan menjadi penyebab retak atau hancurnya satu gereja atau komunitas. Merasa pemahaman dan prinsip yang kita genggam adalah satu-satunya kebenaran hingga melihat yang di luar kita sebagai kesalahan. Kita masih sering disilaukan dengan kesejahteraan, kekuasaan, dan (atau) kedudukan.

Ada juga fenomena dimana beberapa orang atau oknum yang menganggap dirinya lebih penting dari yang lain, hingga mengganggu stabilitas tim dalam melayani Allah. Fenomena-fenomena seperti ini masih menjadi pemandangan di tengah-tengah kita.

Apabila kita membaca bagian firman ini, Tuhan Yesus sangat jelas menolak penawaran yang diberikan Iblis. Ia tidak tergoda iman-Nya untuk mendukakan hati Allah. Tuhan Yesus sadar bahwa penawaran yang diberikan Ibilis hanyalah muslihatnya untuk menjatuhkan iman-Nya. Oleh sebab itu, Yesus berkata kepada Iblis bahwa “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”.  Yesus sangat memahami bahwa hanya Allah yang pantas disembah dan hanya kepada-Nya Ia membaktikan diri-Nya. Dengan kata lain, Yesus menyerahkan segalanya hanya untuk melayani dan menyembah Allah, bukan kepada Iblis ataupun yang lain.

Kita bisa belajar beberapa hal dari sikap Yesus, yaitu tidak apa melayani Allah dengan kesederahanaan karena Allah tidak memerlukan pribadi superior untuk melayani-Nya. Kedua, harus memiliki orientasi melayani yang hanya tertuju kepada Allah, bukan kepentingan diri/kelompok sendiri. Ketiga, hati yang taat adalah satu modal mendasar untuk hidup melayani Allah.

Tidak ada pribadi lebih penting dari yang lain. Semua sama di hadapan Allah. Allah akan memandang pelayanan sebagai tindak kejahatan apabila kita melakukannya tidak didasari oleh hati yang tulus melayani. Jangan lagi kita berpikir untuk memiliki talenta keahlian tertentu dahulu agar bisa 
melayani Allah. Sikap hati yang murni dan taat kepada-Nya sudah menjadi modal untuk kita melayani Allah.

Salam Alkitab Untuk Semua

Logo LAILogo Mitra

Lembaga Alkitab Indonesia bertugas untuk menerjemahkan Alkitab dan bagian-bagiannya dari naskah asli ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kantor Pusat

Jl. Salemba Raya no.12 Jakarta, Indonesia 10430

Telp. (021) 314 28 90

Email: info@alkitab.or.id

Bank Account

Bank BCA Cabang Matraman Jakarta

No Rek 3423 0162 61

Bank Mandiri Cabang Gambir Jakarta

No Rek 1190 0800 0012 6

Bank BNI Cabang Kramat Raya

No Rek 001 053 405 4

Bank BRI Cabang Kramat Raya

No Rek 0335 0100 0281 304

Produk LAI

Tersedia juga di

Logo_ShopeeLogo_TokopediaLogo_LazadaLogo_blibli

Donasi bisa menggunakan

VisaMastercardJCBBCAMandiriBNIBRI

Sosial Media

InstagramFacebookTwitterTiktokYoutube

Download Aplikasi MEMRA

Butuh Bantuan? Chat ALIN


© 2023 Lembaga Alkitab Indonesia