Pada umumnya, setiap orang ingin diterima oleh orang lain. Tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Penolakan sering terjadi dalam kehidupan kita. Misalnya, ditolak saat ingin menyatakan cinta, melamar pekerjaan, ide atau pendapat yang dihiraukan atasan, dan masih banyak bentuk penolakan lainnya. Perasaan kecewa dan meluapkan kemarahan yang biasa sering ditunjukkan oleh banyak orang.
Sikap yang sama ditunjukkan oleh Yohanes dan Yakobus saat Yesus ditolak oleh orang Samaria karena perjalananNya menuju Yerusalem (9:53). Kedua murid berkata kepada Yesus “agar api turun dari langit untuk membinasakan mereka” (9:54). Ucapan mereka didorong oleh kemarahan terhadap penolakan orang Samaria.
Apakah Yesus setuju dengan sikap para murid? Tentu tidak. Yesus justru menegur mereka (9:55). Teguran Yesus kepada murid bukan berarti bahwa Ia setuju dengan sikap orang samaria yang menolakNya. Ia mengajarkan kepada kita untuk tetap bersikap tenang, sabar, penuh belas kasih, dan tidak membalas kejahatan dengan hukuman. Ia tetap mengasihi orang yang menolakNya.
Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah bisa mengasihi orang yang telah menolak kita? atau justru berprasangka buruk dan mengutuknya? Mari belajar dari teladan Yesus yang mangampuni dan mengasihi orang yang menolakNya. Mintalah rahmatNya agar kita dimampukan untuk mengasihi dan mengampuni sesama.
Salam Alkitab untuk Semua.