Salah satu tantangan dalam menjalani diet pola makan adalah menahan diri untuk tidak mengkonsumsi makan dan minuman tertentu yang kita suka, namun memiliki dampak yang berlawanan dengan tujuan diet itu sendiri. Terjadi semacam ‘tubrukan’ antara keinginan untuk mengkonsumsi makanan-minuman yang kita suka dengan kebutuhan untuk mencapai target diet. Alhasil, kita pun berada pada situasi untuk memilih di antara keduanya dan seringkali seseorang mengalami kegagalan dalam diet diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan apa yang diinginkan.
Berbeda dengan situasi tantangan yang muncul dalam praktik diet, Paulus menggambarkan mengenai pertentangan antara apa yang ia ingin lakukan sebagai umat Tuhan dengan apa yang ia lakukan pada kenyataan. Seperti yang muncul dalam ayat 15-16 ia menuliskan, “Sebab, apa yang aku lakukan, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku lakukan, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku lakukan.” Ia mengakui bahwa sebagai manusia yang memiliki kelemahan, khususnya dalam mencapai hidup kudus, masalah paling besar justru ia temui dari dalam dirinya sendiri.
Sahabat Alkitab, kita perlu mawas diri bahwa pertentangan untuk melakukan kebaikan, yakni apa yang benar dalam hukum Allah justru hadir dari diri sendiri. Kita tidak cukup sekadar mengetahui tentang nilai baik dan berakhir pada keinginan untuk melakukannya, melainkan kita wajib mewujudkan itu sebagai kenyataan hidup keseharian. Terdapat banyak isu atau masalah yang menuntut hadirnya nilai-nilai kebenaran firman Tuhan yang semestinya mewujud melalui laku hidup setiap umat-Nya. Jadi, marilah kita turut berupaya dalam menghadirkan nilai itu menjadi kenyataan, bukan sekadar keinginan.