Saudara saudari yang terkasih, dalam perjalanan kehidupan kita tentu kita menyadari bahwa sebagai makhluk sosial kita tak bisa lepas dari ketergantungan kita meminta bantuan kepada orang lain. Sadar bahwa terkadang kita tak bisa hidup sendiri, atau menyelesaikan beban atau persoalan hidup kita, maka jalan keluar yang terkadang kita pilih adalah meminta bantuan kepada orang terdekat seperti keluarga, kerabat, sahabat dan bahkan kita pun tak jarang membutuhkan bantuan orang lain yang tidak kita kenal.
Sebagaimana manusia yang beradab, setelah menerima bantuan tersebut pastinya kita akan mengucapkan rasa terima kasih bahkan tak jarang kita pun berusaha untuk membalas kebaikan mereka yang telah menolong kita, entah itu dalam bentuk materi atau jasa yang bisa kita berikan kepada mereka.
Sejalan dengan budaya ini, sebagai manusia yang percaya kepada Tuhan kita pun pastinya sering bahkan tiap detik kita pun meminta pertolongan, berkat, perlindungan, kecukupan kebutuhan tiap hari dan masih banyak lagi yang kita minta kepada Tuhan. Sampai kadang kala kita "lupa diri" dan menganggap Tuhan seperti "jin" yang bisa/harus mengabulkan semua permohonan kita. Kadang tanpa sadar kita hanya tau meminta tetapi lupa bersyukur kepada-Nya. Saudara/i yang terkasih, tanpa menuntut semua itu sesungguhnya Allah telah menyiapkan semua yang kita perlukan, yang kita butuhkan dalam hidup ini. Lewat bacaan kita dalam Kitab Ulangan 6:10-15 kita diingatkan bahwasanya Allah tidak pernah sekalipun meninggalkan umat-Nya.
Bahkan ketika nenek moyang kita bangsa Israel dibawah keluar dari tanah Mesir menuju tanah Perjanjian, disitu Allah sebenarnya sudah menyiapkan semua hal yang dibutuhkan oleh bangsa Israel. Ayat 10-11 menggambarkan betapa baik dan murah hatinya Allah kepada bangsa israel, telah disediakan-Nya rumah-rumah di kota yang besar yang penuh dengan barang-barang, sumur yang tidak perlu digali, kebun-kebun anggur dan zaitun yang tidak perlu lagi mereka tanami karena semua sudah tersedia.