Salomo dengan jelas mengatakan bahwa orang yang berhikmat memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan itu melebihi bahagianya memiliki harta duniawi. Kebahagiaan orang berhikmat meliputi umur panjang, kekayaan dan kehormatan. Kebahagiaan orang berhikmat terkait dengan jalan hidup yang benar, jalan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.
Mengapa Salomo dapat berkata bahwa orang berhikmat dan pandai itu hidupnya bahagia? Alasannya jelas. Pertama, orang berhikmat itu hidupnya selalu mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati. Apapun persoalan dan tantangan hidup, Tuhan selalu menjadi nomor satu dalam menyelesaikannya dan bukan pada pengertian pribadinya. Maksudnya, orang berhikmat selalu memahami bahwa ada rencana Tuhan dan campur tangan Allah di dalam setiap peristiwa yang terjadi. Firman Tuhan dihayati sebagai kebenaran utama dalam hidup.
Kedua, bahwa kebahagiaan itu terjadi karena hidupnya hanya untuk mempermuliakan Tuhan dengan cara : selalu berbuat baik dan menjauhkan diri dari kejahatan. Dengan setia hidup dalam Firman Allah maka orang berhikmat tidak silau terhadap godaan harta dunia. Harta dunia itu nilainya tidak sebanding dengan berkat yang disediakan Allah karena hidup yang taat pada Firman Allah. Mereka yang berhikmat selalu hidup dalam rasa syukur, rendah hati dan selalu mau diajar oleh Firman Allah yang memperbaharui hidupnya terus menerus. Kebahagiaan orang berhikmat berdimensi vertikal dan horisontal: hidup bahagia dalam iman kepada Allah dan berbahagia bersama dengan keluarga tercinta.
Ketiga, kebahagiaan dalam mencapai tujuan hidup yang kekal dan bukannya semu. Maksudnya, nampak berbahagia secara penampilan padahal dalam relasi dengan orang lain bermasalah. Contohnya, suami istri yang nampaknya harmonis, ternyata sedang berperkara di pengadilan untuk bercerai. Mereka seolah-olah berbahagia hanya demi menjaga kegembiraan anak-anak mereka. Sangat memprihatinkan dan menyedihkan saat secara finansial berlebihan, muncul ketidak-percayaan terhadap orang yang terkasih. Bukan kebahagiaan temporer atau sewaktu-waktu yang dikejar dan diharapkan, tetapi kebahagiaan yang sempurna sampai maut memisahkan. Kebahagiaan dalam kesetiaan dan dalam penyerahan diri pada kuasa Tuhan Yesus yang ajaib.
Saudara-saudara dalam kasih Yesus,
Sayangnya banyak orang begitu ambisius mengejar kekayaan, pangkat dan jabatan dunia serta mengorbankan apa yang penting dalam hidup mereka. Waktu sedemikian bernilai ekonomis sehingga pertemuan keluarga menjadi sempit. Tidak ada komunikasi yang sehat dan membangun ketika masing-masing pulang dengan membawa kelelahan dan beban kerja. Sebagai orang tua, kita membiayai pendidikan anak-anak pada sekolah-sekolah terbaik dengan biaya tinggi. Harapannya jelas bahwa anak-anak kita jadi pandai, cerdas dan terbaik. Namun apakah harapan itu segera terjadi? Apakah pengorbanan orang tua dihargai dengan baik oleh anak-anak kita?
Keberhasilan dan kegagalan pastinya ditentukan pada sikap dan tindakan kita kepada Tuhan. Sungguhkan kita menggumuli anak-anak kita dalam doa? Sungguhkah kita mendorong mereka menjadi pribadi kristen yang cakap dan ulet serta rendah hati untuk selalu beribadah tiap-tiap Minggu dan aktif dalam ibadah pemuda? Sukses dalam karir tanpa pimpinan Tuhan, bisa membuat anak-anak kita hidup dalam dunianya sendiri dan mengabaikan ketaatan hidup kepada Allah. Sudah seharusnya saudara peduli tentang masa depan generasi muda kita dan anggota keluarga yang masih mengutamakan kepentingan daging daripada kehendak Allah.
Kebahagiaan itu adalah pemberian Tuhan bagi siapa saja yang mencari kemuliaan Allah. Kebahagiaan tidak dibangun diatas pertengkaran dan kekerasan hati. Kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya. Kebahagiaan itu hanya dapat diusahakan jika setiap kita selalu setia dan taat kepada Firman Tuhan. Firman Tuhan bukan sekedar ayat tempelan atau ayat hafalan sesuai keinginan kita. Firman Tuhan itu penting untuk dibaca, didengar, dihayati dan terutama dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab sesuai kehendakNya. Lakukan kebaikan setiap hari maka saudara akan hidup dalam kebahagiaan yang dijanjikan Allah. Amin.
Salam Alkitab untuk semua