Pada bagian ini, Yohanes diberikan perintah untuk mengukur Bait Suci Allah, mezbah, dan mereka yang beribadah di dalamnya, tetapi pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, tidak diukur (ay. 1-2). Perintah pengukuran ini sepertinya menjadi sebuah tanda bahwa Allah adalah pemilik dari bait suci dan mereka yang beribadah di dalamnya. Sedangkan, halaman bait suci yang tidak diukur yang telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain mengacu kepada bagian luar bait suci adalah mereka orang-orang yang tidak percaya. Tentang perintah pengukuran ini, Nabi Yehezkiel juga pernah mendapatkan penglihatan. Dalam penglihatannya, ia melihat bahwa seseorang telah mengukur bait Allah secara keseluruhan, yang berarti Allah akan memulihkan umat-Nya pada hari-hari terakhir, dipisahkan untuk menjadi kudus (Yeh. 40 – 48). Di dalam Alkitab, perintah pengukuran seperti ini banyak diartikan sebagai sebuah tindakan simbolis yang menyatakan kepemilikan, perlindungan, dan pemeliharaan Allah.

Selanjutnya, Allah mengutus juga kedua saksi-Nya untuk bertugas bernubuat sambil berkabung (ay. 3). Kepada mereka juga diberikan kuasa untuk ‘menghukum’ musuh dan orang-orang yang tidak menyukainya, memiliki kuasa untuk menutup langit, dan mengubah air menjadi darah. Namun, ketika kedua saksi menyelesaikan kesaksian dan pelayanannya, mereka akan mati dibunuh. Tetapi Tuhan menyatakan kuasa dan perlindungannya dengan membangkitkan mereka dari kematian (ay. 11-12). Sedangkan mereka yang tidak percaya pada kesaksian kedua utusan Allah akan mati karena merima hukuman.

Bait Allah dan kedua saksi adalah gambaran dari orang percaya yang memiliki tanggungjawab dalam mewartakan kebenaran injil lewat hidup mereka. Menjadi saksi Kristus bukanlah perkara mudah, akan terjadi banyak penolakan, bahkan mungkin penganiayaan. Lalu bagaimana sikap kita? Janganlah takut dan kuatir, Tuhanlah pemilik hidup kita, Ia akan senantiasa melindungi dan memelihara sampai kita usai menyelesaikan tugas kita.

Salam Alkitab Untuk Semua.