Kehidupan pelayanan di gereja selalu menjadi sebuah topik yang menghadirkan banyak hal menarik untuk diperhatikan. Setiap umat TUHAN pun memiliki responsnya masing-masing pada saat mereka diajak untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan di gereja, entah yang menyikapinya secara antusias, sinis, pesimis, optimis, maupun hambar. Tentu saja, setiap respons yang muncul merupakan hasil dari pengalaman masing-masing individu selama ia berkegiatan di dalam kehidupan bergereja.
Catatan yang muncul pada ayat 1-7 dalam bacaan kita hari ini turut menampilkan contoh respons dari umat TUHAN dalam hidup melayani, khususnya terkait proses pembangunan Kemah Suci. Bezaleel dan Aholiab menampilkan contoh sikap yang penuh kesungguhan dalam melakukan karya pelayanan sesuai dengan kapasitasnya. Para individu yang dikaruniai keahlian-keahlian khusus pun memberikan seluruh waktu dan kemampuannya tersebut dalam kegiatan pelayanan tersebut. Sedangkan, umat Israel yang lain menunjukkan contoh sikap yang penuh antusiasme untuk mendukung keberhasilan pelayanan yang sedang dikerjakan. Bahkan, secara dramatis dituliskan bahwa segala kebutuhan pembangunan Kemah Suci itu terkumpul secara berlebih akibat anutisasme umat yang begitu besar dalam mendukung kegiatan pelayanan. Mereka semua memiliki kecintaan yang besar dalam hidup melayani.
Berdasarkan bacaan hari ini kita menemukan sebuah faktor yang sangat dibutuhkan dalam sebuah pelayanan, yakni sinergisme. Para umat Israel dalam bacaan ini menampilkan bentuk sinergi dalam hidup melayani. Setiap mereka datang membawa segala kemampuan yang ada pada dirinya demi menghasilkan keberhasilan karya pelayanan yang perlu dilakukan. Mereka tidak bergerak sebagai individu yang terisolasi, melainkan sebagai sebuah komunitas yang saling terhubung. Antusiasme, keahlian dan komitmen yang terkumpul dari mereka itulah yang menjadi modal mendasar untuk melakukan karya pelayanan yang dikerjakan.
Sahabat Alkitab, karya pelayanan di gereja tidak akan berhasil tanpa adanya sinergi dari setiap individu yang ada di dalamnya. Kita tidak perlu merasa takut apalagi tidak pantas untuk terlibat di dalamnya. Justru, hidup sebagai komunitas iman merupakan kesempatan yang paling baik untuk membangun sinergisme iman yang dapat dimulai dengan karya pelayanan.