Catatan mengenai peran Bezaleel dan Aholiab dalam pembangunan bagian Kemah Suci dapat kita baca dan maknai dari dua perspektif, yakni: Poin yang pertama, kita mendapati peran TUHAN yang begitu besar bagi setiap orang yang terlibat dalam karya pelayanan bagi pertumbuhan iman setiap umat-Nya. Bezaleel dan Aholiab bukanlah individu yang secara asal terlibat dalam proses pembuatan perlengkapan Kemah Suci, melainkan mereka telah dengan tegas diperkenalkan sebagai orang-orang yang diutus, diperlengkapi dan disertai oleh TUHAN. Kemudian, poin yang kedua, setiap orang yang ingin melayani TUHAN perlu melakukannya dengan kesungguhan diri, bukannya serba tanggung.
Kita dapat mengetahui bahwa Bezaleel dan Aholiab memberikan segala keahlian dan keterampilannya untuk mewujudkan Kemah Suci sehingga setiap umat Israel dapat menjalani kehidupan ritus iman yang nyaman. Pada satu sisi, keahlian dan keterampilan yang ada pada diri masing-masing Bezaleel maupun Aholiab memanglah karunia dari TUHAN. Namun, pada sisi lain kesediaan mereka untuk memberikan keseluruhan waktu, keahlian dan keterampilan tersebut bagi proses pembuatan perlengkapan Kemah Suci merupakan bentuk sejati dari umat yang melayani. Kedua poin ini pun menghadirkan kita sebuah kesamaan, yaitu perihal hidup melayani TUHAN.
Sahabat Alkitab, topik ‘melayani TUHAN’ seringkali menjadi sesuatu yang cukup dihindari oleh beberapa umat TUHAN. Alasannya pun beragam, misal: merasa tidak layak; merasa tidak punya keterampilan; merasa tidak punya waktu; merasa takut mengecewakan TUHAN maupun orang lain; takut menjadi momok bagi gereja; takut gagal, dan lain sebagainya. Padahal, dua poin barusan telah membawa kita pada sebuah kesadaran bahwa kehidupan pelayanan merupakan dua seimbang, baik itu dari manusia yang bersangkutan dan dari TUHAN. Inilah sebuah nilai yang perlu disadari oleh setiap umat TUHAN, khususnya yang masing sering menahan diri untuk melayani-Nya. Pasalnya, tidak sedikit orang yang menganggap ‘melayani’ adalah Gerakan tunggal dan searah dari seorang manusia bagi TUHAN. Padahal, dari catatan ini kita mendapati kenyataan yang begitu romantis dan bersolidaritas. TUHAN tidak membiarkan Musa, Bazaleel, Aholiab, dan umat Israel lainnya kebingungan serta bergumul sendirian terkait kegiatan pelayanan yang harus mereka wujudkan, dalam hal ini melalui proses pembangunan Kemah Suci. TUHAN selalu memperlengkapi setiap mereka yang bersedia untuk menerima panggilan dan pengutusan dari-Nya.